{JinHaeXy} Korelasi

”Onnie! Apa yang kau lakukan?!”

   ”Onnie tidak pernah bilang akan ada atraksi seperti itu!”

   ”Lee Haejin! Apa kau gila?!”

   Hanya Junjin Oppa yang pusing mendengarkan tiga wanita, Hyorin Onnie, Kyorin, dan Chihoon berteriak-teriak memarahi Haejin, yang kini sedang ia balut tangannya. Haejin hanya menatap datar ke cermin di ruang ganti.

   ”Sudahlah, kupingku sakit mendengar kalian jerit-jerit begitu! Nanyanya baik-baik sana…” kata Junjin Oppa setelah selesai memplester tangan Haejin.

   Haejin melirik luka di tangannya.

   ”Oppa, yakin kita tidak perlu ke rumah sakit? Darah Haejin banyak sekali, dan setelah ini dia harus syuting,” ujar Hyorin cemas.

   Junjin Oppa menghela napas. ”Anak ini tidak mau! Tapi kulihat lukanya tidak robek, sih…”

   ”Aku kurang konsentrasi tadi,” barulah Haejin mengeluarkan suara, semua menoleh menatapnya.

   ”Kurang konsentrasi bagaimana?!” tanya Chihoon histeris. ”Kukira kaca itu untuk apa, ternyata untuk kau tinju! Astaga, Onnie!”

   Haejin menyahut. ”Aku latihan dulu, seharusnya aku lebih konsentrasi tadi, jadi tidak seharusnya berdarah begini,” penuh sesal dilirknya tangannya. ”Sudahlah, jangan cemaskan aku!” dengan cueknya Haejin berdiri. ”Onnie, kaja, kita harus syuting, kan ya?”

   ”Tapi tanganmu…”

   ”Cuma luka biasa, biarkan saja, toh tidak sakit, sama sekali tidak sakit…” kata Haejin lirih.

   Chihoon dan Kyorin saling pandang.

   Keduanya tau benar itu bentuk ungkapan patah hati Haejin setelah berpisah dengan Donghae, tapi keduanya tidak tau kalau akan membawa pengaruh sejauh ini pada diri Haejin. Haejin memang tidak seperti dulu yang hancur ketika ditinggal Taecyeon, tapi kini, Kyorin dan Chihoon bisa merasakan perbedaan yang jauh lebih menyakitkan dibandingkan ketika ditinggalkan oleh Taecyeon.

   ”Onnie! Wooyoung Oppa telpon, Junho Oppa sms, Junsu Oppa, Taecyeon Oppa, Nickhun Oppa, Chansung Oppa semua pada nanyain nih!” seru Chihoon panik saat baru mengambil ponselnya.

   Kyorin buru-buru mengambil ponselnya juga, dan memeriksanya. ”Onnie jinja! Kau membuat semua orang khawatir… lihat ini, Changmin Oppa, JoKwon Oppa, Seulong Oppa, dan Jinwoon Oppa juga…”

   ”Ponselmu mana Onnie?”

   ”Aku sudah tidak ada ponsel, bilang saja kalau mau cari aku di ponsel Hyorin Onnie, aku mau syuting!” Haejin buru-buru keluar diikuti Hyorin. Kyorin dan Chihoon memandangnya nanar.

   Junjin Oppa menatap mereka. ”Ayo kalian siap-siap pulang, habis ini aku mau ke perusahaan, ada panggilan dari atasan, ah… ini pasti menyangkut aksi Haejin di panggung tadi!”

*           *           *

Sabtu

   Haejin terbangun dari tidurnya, dan menguap, tidurnya tetap tidak nyenyak. Masih banyak yang dia pikirkan sepertinya. Haejin duduk di ranjangnya dan memeriksa luka di tangannya. Kalau mau jujur, luka di tangannya sakit, tapi rasanya masih ada sakit yang lebih sakit lagi dibandingkan itu.

   Haejin menguap sekali, kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mandi, setelah selesai mandi, dia duduk di depan komputer dan mulai memeriksa email-nya lagi, setelah aplikasi chatting Windows Live Messenger-nya berbunyi, ternyata Seulong yang menyapanya.

Ong_ajibiem : bagus‼! Ponselmu mati terus, ya?! Twitter tidak dibalas!

LHJ_LDH : sudah tidak punya ponsel

LHJ_LDH : hah, mentionku penuh dari Flyers

LHJ_LDH : memang mau tanya apa?

Ong_ajibiem : pake nanya lagi

Ong_ajibiem : apa-apaan itu tangan?! Mau bunuh diri gak usah di depan orang banyak!

LHJ_LDH : *kick*

LHJ_LDH : you know me so well, beib… masa gak tau aku begitu untuk apa?

Ong_ajibiem : keumanhae, haejin-ah, jangan lakukan hal-hal menggelikan ah!

Ong_ajibiem : masa hanya gara-gara putus?

LHJ_LDH : Oh putus itu ’hanya’ ya?!

Ong_ajibiem : Haejinnie, kau sudah lebih dewasa dibandingkan ketika putus dulu

Ong_ajibiem : Jebal, jangan lakukan hal-hal bodoh, aku tidak bisa selalu ada didekatmu

Ong_ajibiem : tapi kau harus ingat, aku akan berusaha mendengar ceritamu

Ong_ajibiem : jadi jangan bertindak nekat, atau mayatmu kuawetkan‼!

LHJ_LDH : LOL! *ngakak guling2*

LHJ_LDH : iya Ongie sayang *cium2*

LHJ_LDH : aku seperti itu ada tujuannya kok, nggak cuma mau lampiasan aja

Ong_ajibiem : jangan bilang biar Hae Hyung kasian dan minta balik?!

LHJ_LDH : hah~

LHJ_LDH : sebagian benar

LHJ_LDH : tapi aku tidak minta dia kasian padaku

Ong_ajibiem : lalu?

LHJ_LDH : aku yakin bukan mau Hae putus denganku

Ong_ajibiem : mwo?! Jinja?!”

LHJ_LDH : aku yakin kok ada yang membuat dia harus putus denganku

LHJ_LDH : aku hanya mau tau reaksinya melihatku

LHJ_LDH : karena aku yakin sebetulnya dia masih sayang padaku

Ong_ajibiem : ==”

Ong_ajibiem : oke, tapi kata-katamu terlalu roman

LHJ_LDH : *tendang*

Ong_ajibiem : syukurlah kau bisa menggunakan kepala dinginmu *cium pala Haejin*

Ong_ajibiem : aku berpikiran begitu juga, tapi kalau keras kepalamu kumat heuuu

Ong_ajibiem : kau tidak bisa dibilangin, tapi syukurlah…

LHJ_LDH : kau berpikir begitu juga?

LHJ_LDH : bagaimana bisa?

Ong_ajibiem : ya ampun, Haejin-ah, dia kan menunggumu 7 tahun

Ong_ajibiem : masa iya gak ada angin dan nggak ada hujan dia minta putus

Ong_ajibiem : lagipula jadiannya sama Sunye lagi, nggak masuk akal dong?

LHJ_LDH : hmm, bisa saja sih *pundung*

Ong_ajibiem : *tabok*

Ong_ajibiem : sudahlah! Ini pasti ada hubungannya dengan perusahaan

Ong_ajibiem : aku curiga, soalnya aku mencoba hubungi anak-anak WG, tak bisa

LHJ_LDH : mwo?! Semuanya?

Ong_ajibiem : ne, semuanya… Hyerim, Yoobin, Sohee, YeEun, dan Sunye apalagi

Ong_ajibiem : kami semua mencoba menghubunginya tapi nihil

Ong_ajibiem : memang kau tidak mencoba bertanya pada Sunye?

LHJ_LDH : tidak, aku tidak mau dengar apa-apa yang membuatku tambah sakit

LHJ_LDH : lagipula kalau memang itu kenyataan bagaimana?

LHJ_LDH : lebih baik terima saja, kan? Tapi akhirnya aku disadarkan Nara dan Ririn

Ong_ajibiem : syukurlah kau tidak pingsan lagi #eh

LHJ_LDH : *tabok* serius ah!

Ong_ajibiem : ya intinya sih aku curiga ada campur tangan perusahaan padanya

Ong_ajibiem : WG yang tidak bisa dihubungi sejak ada skandal itu

Ong_ajibiem : lalu Hae Hyung yang tiba-tiba memutuskanmu dengan alasan Sunye

Ong_ajibiem : setauku Sunye sendiri naksir Jung Yonghwa kan?

LHJ_LDH : jangan ngegosip *kick*

LHJ_LDH : Ongie, otokhe?

LHJ_LDH : apa yang harus aku lakukan?

Ong_ajibiem : aku sendiri nggak yakin sih, tapi sepertinya kau harus tau

LHJ_LDH : apa?

Ong_ajibiem : sebenarnya aku tau ini sudah beberapa bulan lalu

Ong_ajibiem : tapi karena belum punya bukti, ya aku diam-diam saja

Ong_ajibiem : sekarang aku yakin

LHJ_LDH : tolong ya bicara to the point, kau tau kapasitas otakku kan?

Ong_ajibiem : ==”

Ong_ajibiem : intinya, Taecyeon dulu memutuskanmu karena desakkan perusahaan

Ong_ajibiem : bukan sekedar ingin putus denganmu

Ong_ajibiem : tapi Haejin, jebal! Jangan goyah…

LHJ_LDH : mwo?

LHJ_LDH : perusahaan?

Ong_ajibiem : aku juga baru tau, dan setelah kudesak Taecyeon dia baru mengaku

Ong_ajibiem : jadi kurasa ini pasti ada campur tangan perusahaan juga

Ong_ajibiem : tapi aku tidak tau, apakah ini ulah JYP, atau SM

Haejin mematikan komputernya setelah selesai berbincang dengan Seulong, dan dia benar-benar dazed off. Dia mengerjapkan matanya berulang kali, dia masih tidak percaya akan apa yang dia dengar dari Seulong barusan.

   Haejin masih terperangah sendiri. Setelah dua tahun berpisah, baru kali ini Haejin tau apa alasan Taecyeon yang sebenarnya memutuskannya. Karena perusahaan yang melarang hubungan mereka, dengan ancaman 2PM! 2PM yang akan di korbankan jika Taecyeon tetap terus melanjutkan hubungannya dengan Haejin.

   Haejin bisa bayangkan betapa sulitnya pilihan itu karena dia pernah mengalaminya sendiri. Dia dibawah tekanan, kejadian itu terjadi satu tahun yang lalu, ketika dia dan Donghae baru mulai dekat. Kedekatan mereka tercium media dan netizen, otomatis juga tercium oleh perusahaan.

   Perusahaan mulai mengira dia memiliki hubungan khusus dengan Lee Donghae atau Choi Siwon, dan Haejin masih ingat betul ketika dia diancam oleh para petinggi JYP Entertainment, dengan ancaman, Felidis. Kini Haejin mengerti, Taecyeon jelas tidak akan mengorbankan 2PM, yang merupakan keluarganya sendiri, demi dirinya seorang. Taecyeon akan memilih mengorbankan diri, daripada 2PM harus hancur berantakan karenanya.

    Haejin menekap mulutnya. Apakah itu yang terjadi pada Donghae? Apakah benar hubungan mereka berdua ketahuan? Dan Donghae yang mengorbankan dirinya, agar Super Junior tidak apa-apa? Entah kenapa kini Haejin bertekad ingin tau yang sebenarnya, dia tidak mau dikelabui lagi.

   Kalau memang itu permintaan perusahaan Donghae, dia mau Donghae jujur, dan tidak perlu berpisah dengan cara seperti ini! Haejin keluar dari kamarnya dan mencari telepon wireless apartemennya, lalu menghubungi nomor ponsel Junjin Oppa.

   ”Ne, Haejin-ah? Waeyo?” sahut Junjin Oppa.

   ”Oppa, jadwalku syuting sampai jam berapa?” tanya Haejin.

   ”Dari jam satu siang hingga selesai, tapi jam tiga kau harus recording Music Core terlebih dahulu. Kenapa memangnya? Haejin-ah, beli ponsel baru kenapa? Susah menghubungimu kalau begini jadinya…” keluh Junjin Oppa.

   Haejin mendesah. ”Aku tidak ada niat beli ponsel baru, ya sudah, lalu hari Minggu apa jadwalku selain Inkigayo? Syuting istirahat, kan?”

   ”Ya minggu Inkigayo, tapi sepertinya Minggu kau harus ke Taipei, setelah recording Inkigayo.”

   ”MWO?! Taipei?! Jinja?!” Haejin berteriak nyaring saking senangnya.

   ”Ne, ya! Kenapa kau senang begitu? Seperti tidak pernah ke Taipei saja,”

   Haejin cekikikan. ”Aniyo, aniyo, sejujurnya aku sedang bosan, Oppa, makanya mau ke Taipei, tak kusangka malah kita mau ke Taipei. Tapi, dalam rangka apa Oppa?”

   ”Syuting Let’s Get Married, hanya sebentar saja sih katanya, cuma kau Jung Joori-ssi, Minho dan Changmin yang kesana.” Lanjut Junjin Oppa lagi. ”Paling cuma sehari disana, seninnya pulang lagi.”

   ”Arasseo, dah Oppa!” dan Haejin buru-buru mematikan sambungan teleponnya. Kemudian dia membuka buku telepon dan mencari sebuah nama yang dia yakin ada di daftar buku telepon anak-anak JYP Nation tersebut. Lama Haejin menunggu jawaban si empunya telepon.

   Tak lama yang memiliki telepon menjawab. ”Yeoboseyo.”

   ”Yeoboseyo, Taecyeonie…”

   ”Oh, Haejin-ah, gwenchana?” tanyanya langsung. ”Kau baru menghubungi kami semua. Padahal semua mencarimu, ponselmu mati…” cerocosnya.

   ”Ah, gwenchana, aku tidak apa-apa.” Potong Haejin.

   ”Keurae?”

   ”Ne, aku tak apa-apa, Taecyeonie, bisa kita bertemu sekarang?”

   Taecyeon terdengar ragu, ”Hmm, kau mau bertemu? Boleh saja sih, tapi aku agak sibuk hari ini, kau bisa jam berapa?”

   ”Dibawah jam satu aku bisa, kau bisa tidak?”

   ”Ya sudah, sekarang saja, ke Starbucks ya?” ajak Taecyeon.

   Haejin menggeleng. ”Kedai ramyeon yang biasa kita kunjungi dulu saja, Taecyeonie.”

   ”Heh? Kau mau kesana?!” Taecyeon terdengar kaget.

   ”Ne, ada yang perlu kubicarakan, tentang kita!”

   ”Oh, ya sudah, aku kesana…”

   Haejin menutup teleponnya, kemudian mengganti pakaiannya dengan baju santai, dia tidak mau repot-repot memakai penyamaran. Dia tidak mau ada kebohongan lagi, dia mau hari ini semuanya jelas!

   Haejin naik taksi pergi ke kedai ramyeon yang dulu semasa pacaran dengan Taecyeon sering mereka kunjungi berdua, dimasa-masa trainee. Haejin turun di depan bangunan sederhana di daerah pertokoan padat tersebut. Bangunan itu sama sekali tidak berubah, sama sekali tidak berubah. Masih sama seperti saat kencan pertama Haejin dan Taecyeon dulu. Haejin tersenyum kecil melihat kedai kecil itu sambil memasukkan dua tangannya di dalam saku celana jinsnya.

   ”Hai!”

   Haejin menoleh saat seseorang menepuk bahunya, lalu Haejin nyengir lebar. ”Yeonie…”

   ”Jinnie…” Taecyeon mengelus kepala Haejin.

   ”Kaja!” Haejin mengedikkan kepalanya ke dalam kedai, Taecyeon ikut masuk ke dalam.

   Taecyeon mengikuti Haejin mencari tempat duduk, dimana tempat tersebut biasa mereka duduki dulu. ”Sini saja, ya?” tanya Haejin.

   ”Oke, mau pesan apa?”

   ”Yang biasa aja…”

   ”Oke,” Taecyeon memesankan ramyeon yang biasa mereka pesan dahulu, dan kembali lagi menghampiri Haejin yang sedang menikmati interior sederhana kedai itu dengan pandangan penuh rindu. ”Ya!”

   Haejin menoleh memandangnya. ”Hmm?” alisnya terangkat.

   ”Sebenarnya ada apa?” tanya Taecyeon heran, tapi senyumnya tak menghilang.

   Haejin nyengir. ”Ada yang mau kukatakan, dan kutanyakan, tapi jangan merusak suasana dulu Yeonie, oke? Lebih baik sekarang kita bernostalgia, hahaha… ya ampun, sudah berapa tahun sejak kita kesini?”

   ”Hmm, memang tidak terasa sudah lama memang,” gumam Taecyeon. ”Nggak ada yang berubah ya dari tempat ini?”

   Haejin mengangguk. ”Nggak ada yang berubah,”

   ”Cuma orang-orangnya udah berbeda ya, kalo dulu banyak trainee atau beberapa anak sekolah yang sering makan disini,” kata Taecyeon lagi sambil memandang beberapa orang yang makan di sekitar mereka.

   ”Ne, kau juga berubah,” kata Haejin.

   ”Mwo?!” Taecyeon membelalak. ”Apanya yang berubah? Aku masih sama kok, masih seperti ini!”

   Haejin terkekeh. ”Ara, ara… menurutmu aku berubah tidak?”

   Taecyeon nyengir. ”Kau berubah banyak.”

   ”Ke arah positif atau negatif?” tanya Haejin.

   ”Dua-duanya ada,” dan disentilnya kening Haejin. ”Aah, pesanan kita datang,” sementara Haejin menepuk tangannya riang. ”Kamsahamnida, Ahjumma.”

   ”Jalmokkesimnida,”

   ”Jalmokkesimnida.”

   Haejin dan Taecyeon makan dengan lahap, dan berbincang-bincang dengan riang, sesekali Haejin iseng dengan mengambil topping ramyeon Taecyeon, seperti yang dia ingat dulu. Taecyeon terus tertawa, tapi hatinya bertanya-tanya, apa maksud semua perlakuan Haejin padanya hari ini.

   Akhirnya ketika kuah ramyeon di mangkuk keduanya habis, dan Haejin pun telah menenggak habis air putihnya, Haejin menatap Taecyeon. ”Yeonie, aku tau kau pasti heran padaku hari ini… aku memanggilmu Yeonie lagi seperti saat kita pacaran dulu, juga terus melakukan hal-hal yang dulu sering kita lakukan berdua.”

   Taecyeon menatap Haejin serius. ”Pasti terjadi sesuatu padamu, kan?”

   Haejin menggeleng. ”Aniyo, yah mungkin juga iya sih, tapi… yang aku mau katakan disini adalah, aku menuntut kejujuran darimu.”

   ”Kejujuran apa?” tanya Taecyeon heran.

   ”Yeonie yang kukenal, pribadi humoris yang hangat, dan jahil, suka usil padaku,” Haejin mengacak kepala Taecyeon tiba-tiba. ”Dan tentu saja, jujur… dan empat tahun masa pacaran kita itu tidak bisa dibilang sebentar juga, Yeonie…” ucap Haejin membuat Taecyeon mengerjapkan matanya. ”Ini mungkin yang kusebut kebodohanku sendiri.” Haejin menghela napas dalam-dalam. ”Waktu kau minta kita berpisah…” kata Haejin pelan menatap lurus manik mata Taecyeon. ”Aku tidak bisa membedakan mana kebohongan dan kejujuran dari kata-katamu waktu itu… dan meski sekarang sudah terlalu terlambat, aku mau memperbaiki kesalahanku.”

   Taecyeon menggeleng. ”Kau tidak salah apa-apa, Jinnie…”

   ”Aku salah! Padahal aku bilang aku cinta padamu, dan aku akan percaya padamu, tapi begitu saja aku tetap tidak bisa membedakan mana kejujuran dan kebohonganmu. Jawab aku Ok Taecyeon, walaupun sekarang keadaan sudah jauh berbeda… apakah benar, kau diancam perusahaan agar berpisah denganku?!”

   Mata Taecyeon membulat, dia benar-benar terlihat amat sangat terkejut dengan setiap patah kata yang diucapkan oleh Haejin saat ini. ”Jinnie…”

   Haejin malah menggenggam tangan Taecyeon. ”Jebal, jawab aku dengan jujur, Ok Taecyeon. Aku tidak mau membuat kesalahan sama terus menerus…” tiba-tiba air mata menggenang di mata Haejin. ”Jebal, jawablah dengan jujur… apakah benar, kau dipaksa perusahaan untuk berpisah denganku?!”

   Taecyeon menggigit bibirnya, dan mengeratkan genggaman tangannya, dia menghela napas beberapa kali, sementara Haejin dengan sabar menanti jawaban yang keluar dari mulutnya.

   Taecyeon menghela napas pelan, lalu mengangguk. ”Ne, pajo.”

   ”Jinjayo?!”

   Taecyeon tidak berani menatap mata Haejin sekarang, tapi dia mengangguk dan menjawab lirih. ”Iya, itu benar… Jinnie, maafkan aku tidak pernah menejlaskannya kepadamu, tapi…”

   ”Aniyo, gwenchana…” Haejin tersenyum. ”Terima kasih sudah jujur padaku, aku cuma butuh kejujuran darimu. Pasti taruhannya 2PM, kan?”

   ”2PM dan kau…”

   ”Mwo?! Aku?” kali ini ganti Haejin terbelalak.

   Taecyeon tersenyum lalu mengangguk. ”Jaebum Hyung, Khun, Junsu, Wooyoung, Junho, Chansung, Changmin Hyung, Seulong Hyung, Jokwon, Jinwoon, Sunye, Yubin, YeEun, Sohee, Sunmi, dan semua teman-teman trainee kita sangat mendukung kita berdua, kan?”

   Haejin mengangguk.

   ”Apalagi Khun, Junsu, Chansung, yang tergabung dalam 2PM bersamaku, mereka sangat sayang padamu. 2PM selalu mendukung apa pun keputusanku, mereka bahkan menyuruhku tetap berhubungan denganmu, meskipun perusahaan melarang, mereka tetap terus mendukung kita…”

   ”Lalu kenapa?” tanya Haejin. ”Apa yang membuatmu memutuskan berpisah, Yeonie?”

   ”Kau!” kata Taecyeon tajam. ”Kau taruhannya! Kalau hanya aku, dan 2PM, bahkan 2PM pun akan melindungimu, tapi… ini kau! Kau gadis kecil dari kota kecil, yang sudah tidak punya ayah-ibu! Kau akan digagalkan debutnya, kau tidak akan pernah berhasil jika terus bersamaku, itu kata mereka! Dan aku tau mereka akan benar-benar melakukannya…”

   Haejin menutup mulutnya. ”Aku? Aku akan…”

   ”Itulah kenapa aku tidak mau mengorbankanmu! Mana mungkin aku membiarkan hal itu terjadi.”

   Haejin masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, bagaimana mungkin ada hal seperti ini?!

   ”Maafkan aku, aku sendiri sedih melihatmu terpuruk waktu itu,” Taecyeon menunduk. ”Aku sama sekali tidak bermaksud meninggalkanmu, tapi yang ada di kepalaku saat itu, bagaimana pun jangan sampai mimpimu terhambat karena aku.”

   ”Jinja! Bagaimana mereka bisa setega itu?!” lengking Haejin.

   ”Sudahlah,” Taecyeon menepuk pipi Haejin. ”Yang penting sekarang kau sudah bahagia, kan? Donghae Hyung sangat mencintaimu, kan?” tanyanya lirih. Dia tersenyum.

   ”Aku putus.”

   ”Mwo?! Putus?!”

   Haejin mengangguk, dan menunjukkan tangannya. ”Kau tau kan kemarin aku menyanyikan lagumu.”

   ”Kau melakukan itu karena diputuskan oleh Donghae Hyung?!” tanya Taecyeon kaget. ”Haejin-ah, jangan lakukan hal konyol! Kau kebiasaan sekali, sih… tapi kenapa kalian putus?”

   Haejin tersenyum miris. ”Hampir sama kejadiannya seperti waktu kau memutuskan-ku. Tiba-tiba, tanpa alasan Donghae meneleponku. Kami tidak pernah saling telpon jika terpisah jauh, jadi kukira memang ada sesuatu yang penting… aku tida menyangka, dia minta berpisah…” air mata menggenang lagi di mata Haejin.

   ”Mwo?! Hae Hyung bilang alasannya?”

   Haejin mengangguk.

   ”Apa?”

   ”Dia dan Sunye Onnie pacaran,” jawab Haejin pelan.

   ”Mwo?! Sunye?!”

   Haejin mengangguk. ”Dia bilang dia menduakanku…” Haejin meneteskan air matanya lagi. ”Dan ya… kami putus.”

   ”Hah?!”

   ”Skandal mereka memang sudah banyak sejak Mei tahun lalu,” sahut Haejin. ”Sunye Onnie tidak memberi penjelasan apa-apa kepadaku. Donghae juga hanya mengatakan hal itu padaku, tidak ada penjelasan lebih lanjut.”

   ”Dia bohong!” seru Taecyeon.

   Haejin mendongak menatap Taecyeon, yang sedang menatapnya dalam. ”Bagaimana kau tau?”

   ”Haejin-ah, dia pasti di bawah tekanan juga, dan itu pasti demi melindungimu!”

   ”Bagaimana mungkin?!”

   ”Aku pernah ada di posisi Donghae Hyung sekarang,” sahut Taecyeon yakin. ”Pria sejati, tidak akan pernah memutuskan kekasihnya begitu saja, jika tidak ada alasan yang kuat. Dan lagipula, seperti yang kau bilang tadi tentangku, apakah kau mengenali kebohongannya?”

   Haejin menutup wajahnya dan menangis tersedu.

   ”Jinnie,” Taecyeon mengangkat wajah Haejin pelan, dan perlahan menghapus air mata di wajahnya. ”Jangan jadi bodoh lagi. Dulu, mungkin jika kau sadar akan kebohonganku, kita tidak akan pernah berpisah, tapi itu mungkin pertanda, bahwa jodohmu bukan aku… dan sekarang, jangan ulangi lagi kebodohan itu. Percayalah padaku, Donghae Hyung pasti punya alasan yang lebih kuat daripada sekedar selingkuh!”

   Haejin mengangguk. ”Gomawo, Taecyeonie, gomawo…”

   ”Gwenchana,” Taecyeon tersenyum. ”Lee Haejin, himnae!”

   ”Gomawo!”

*           *           *

Taipei

   Bel dorm Super Junior M berbunyi berkali-kali, sampai akhirnya Ryeowook yang sedang membuat cemilan di dapur buru-buru kabur ke pintu. ”Ya?” tanyanya dalam bahasa Mandarin.

   ”Ada kiriman paket untuk Tuan Dong Hai.”

   ”Oh, ya…” Ryeowook langsung menandatangani surat terima tersebut, dan membawa paket kecil itu masuk ke dalam. ”Donghae Hyung! Ada paket nih untukmu…”

   Donghae yang sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel kesayangannya meraih amplop cokelat besar tersebut, dan menghela napas berat. ”Apa lagi ini?”

   ”Bukalah, Hyung…”

   Donghae mengoyak tutup amplop tersebut, dan mengintip ke dalam, ada beberapa lembar foto. ”Isinya foto lagi…” ujarnya lirih. ”Ya Tuhan, aku bisa gila kalau begini terus!”

   ”Foto apa?” tanya Sungmin ikut menghampiri Donghae.

   ”Bukalah, Hae…”

   Donghae mengulurkan tangannya ke dalam kantung amplop tersebut dan mengeluarkan isinya, lalu membuka foto-foto tersebut, satu per satu. Donghae tidak bisa berkomentar apa-apa, selain terus membuka puluhan foto yang ada di tangannya.

   Sungmin, Ryeowook, Siwon, Kyuhyun, ZhouMi, Eunhyuk, dan Henry yang kemudian berkumpul ikut melihat foto tersebut tiba-tiba terdiam. Mereka menatap Donghae yang belum mengeluarkan reaksi apa-apa melihat foto-foto tersebut, terus membuka dan memeriksa kembali foto-foto tersebut.

   Tak ada lagi foto yang mengancam Haejin, tapi foto-foto itu terlalu menyakitkan untuk Donghae. Pemandangan Haejin dan Taecyeon di depan sebuah kedai ramyeon, bahkan sampai bergandengan tangan, saling mengelus kepala masing-masing, makan berdua, bercanda berdua. Haejin terlihat amat bahagia!

   ”Hae, berpikirlah jernih!” seru Siwon. ”Orang yang mengirimkan gambar-gambar ini bukan orang sembarangan, dia pasti tau hubunganmu dengan Haejin, dan berniat memisahkan kalian berdua. Lihat, foto-foto ini diambil dengan menggunakan kamera canggih, berbeda dengan foto ketika di lokasi syuting Haejin!”

   Kyuhyun mengangguk. ”Foto ini hanya untuk menegaskanmu, agar tidak kembali pada Haejin, Hyung.”

   ”Mana mungkin Haejin mau kembali padaku? Dia sudah bahagia bersama Taecyeon, lihat saja ini…” tunjuk Donghae.

   ”Donghae-ya, jebal! Berpikirlah jernih, singkirkan dulu rasa cemburumu! Justru itu yang diinginkan pemilik foto ini, trik psikologis untukmu… agar kau mengira Haejin benar-benar tidak mau lagi bersamamu!” kata Sungmin.

   ”Ini orangnya, bikin gemas saja…” Henry ikut-ikutan emosi. ”Ini kan tidak bisa dibiarkan, kalau begini terus, dia akan mengatur hidupmu, Hyung!” kata Henry cemas sekali.

   Ryeowook memeriksa internet lewat ponselnya. ”Tapi foto ini belum tersebar di dunia maya, lho.”

   ”Nah, ada dua kesamaan dari setiap foto!” celetuk Sungmin. ”Foto-foto itu kan foto skandal sebetulnya, kalau memang yang mengambil gambarnya adalah netizen, jelas sekali mana mungkin mereka melewatkan kesempatan ini untuk membongkar semuanya, iya kan?”

   Semua mengangguk.

   ”Dan juga, Donghae Hyung diancam kalau karier Haejin akan hancur, kan?” tanya Ryeowook. ”Tapi kurasa, itu hanya gertak sambal belaka! Pelakunya pasti orang perusahaan.”

   ”Perusahaan?”

   ”Ya, perusahaannya Haejin,” kata Ryeowook yakin. ”Karena mereka kan tidak menyebarkan foto-foto itu. Foto itu gertak sambal saja, kalau tersebar mereka juga yang rugi, kan? Aku kurang mengerti apa motifnya sih, tapi sepertinya memang dari perusahaan. Karena di kontrak perusahaan Haejin kan, dia harusnya tidak boleh memiliki kekasih selama sepuluh tahun.”

   ”Bisa jadi, apalagi sejak awal kalian pacaran, perusahaan Haejin sudah mulai curiga dengan hubungan kalian, kan?” tambah Eunhyuk.

   ”Lalu apa gunanya?” tanya Donghae. ”Haejin pasti membenciku sekarang…”

   ”Ya!” Eunhyuk benar-benar gemas dan menjitak kepala Donghae. ”Kau ini benar-benar bodoh ya?!” tanyanya emosi. ”Kalau kau menyerah, kau membiarkan Haejin terkurung di perusahaan mengerikan itu, dengan kontrak budak itu! Itu baru kontrak budak! Kau tega?!”

   Donghae menggeleng. ”Jebal jangan bicara begitu…”

   ”Lee Donghae,” Sungmin meletakkan kedua tangannya di kedua bahu Donghae. ”Kumohon, kau benar-benar kehilangan fokus beberapa hari ini!” seru Sungmin mengguncang tubuh Donghae. ”Dan itu yang diinginkan mereka! Kalau kau bisa berpikir jernih, maka kau bisa menyadari kejanggalannya!”

   ”Kalau memang ini kerjaan perusahaan, entah perusahaan Haejin atau perusahaan kita,” kata ZhouMi tiba-tiba. ”Apa yang harus Donghae Hyung dan Haejin lakukan?”

   ”Ya itu terserah mereka, kita kembalikan lagi pada mereka,” Sungmin menjawab. ”Biar bagaimana pun, dua-duanya kini sudah dewasa. Tapi yang penting sekarang, Donghae harus jujur pada Haejin tentang keadaan sebenarnya, karena tidak benar membiarkan Haejin dibohongi seperti itu. Kalau kelanjutannya, ya terserah mereka berdua.”

   ”Hyung, himnae! Apa pun keputusanmu, kami akan mendukungmu,” Ryeowook menepuk-nepuk bahu Donghae.

   Donghae bertanya. ”Kalau kalian ada di posisiku, apa yang akan kalian lakukan?”

   Semua mendadak diam.

   ”Apa yang akan kalian lakukan?” tanyanya lirih.

   ”Mungkin akan melakukan seperti yang kau lakukan sekarang,” kata Siwon menjawab setelah lama diam, semua menatapnya tak percaya, lalu dia tersenyum. ”Tapi kan ada kalian semua keluargaku, yang akan menasehatiku, dan mendukung semua langkahku. Dan aku akan jujur padanya… yang jelas, manusia bisa berbuat bodoh, dan berbuat salah, tapi aku akan berusaha tidak membuat kesalahan yang sama di tempat yang sama.”

   Donghae mengangguk. ”Kalau begitu aku mau ke Seoul sekarang.”

   ”Ya sudah, mumpung syutingmu masih nanti malam,” Siwon menepuk bahu Donghae.

*Seoul, JYP Entertainment*

Haejin masuk ke dalam kantor tersebut dengan langkah tergesa, dan menemui salah seorang sekertaris. ”Annyeonghaseyo, Wonhee Sajang ada?”

   ”Wonhee Sajang sedang ada rapat di Los Angeles,”

   Haejin menghela napas. ”Jinyoung Sajang juga tidak ada, kah?”

   ”Tak ada, Haejin-ssi.”

   ”Haejin! Haejin!”

   Haejin menoleh dan menatap Hyorin Coordie, yang sedang menyeret koper besar. ”Apa yang kau lakukan disini?!!” tanyanya panik.

   ”Wae?” tanya Haejin bingung.

   ”Makanya beli ponsel baru!” jitak Hyorin. ”Kau harus sudah di Incheon nanti jam satu! Keberangkatan ke Taipei di percepat, karena banyak schedule bentrok di hari Senin, ayo cepat bereskan barang-barangmu!”

TBC

haloooo *lambai-lambai* ini bisa saya pastikan To Be Continued kok, wkwkwkwkwk, kecuali ada hal diluar dugaan lagi… kekekeke… yang nggak suka baca FF galau, jauh-jauh yaaaaa… daripada nangis, stok tissue saya abis #plakk makasih buat semua doa dan dukungan #saaaah wkwkwkwkwk

71 thoughts on “{JinHaeXy} Korelasi

  1. Astaga G.Dragon!!! Ceritanya bikin gemas (>ω<) Ԅ(°͡▿▿▿▿°ԅ)͡
    Lagi pada bloon semua sih *tampol*
    Hadeuuh hadeuuh -_____-
    Sebenernya ceritanya kurang enak dibaca *tampol again* tapi bikin penasaran,gemas, huwweee lanjut lanjut…
    Intinya nih cerita buat galau2 an wuakakakaka *gila* bagus bagus kok

  2. Ya ya ya!!!
    Selisih jalan pasti :3
    Aish jinjja!!!
    Lee donghae sampai kapan lu mau kyak gtu hah?!
    Kaya ikan keabisan air!!!
    Ckckck

  3. yap baguss bener abisnyaa. selisih jalan deh ini maahhh….

    ayolaahhhhh ud ad titik terang tuuuhhh….okeeee jinhae hwaiting… dikit lagiii balikan….

    perusahaan kejam dehhh aaahh….

    eheemmmm sepertinya taec belom rela tuh ngelepas haejin sbnr’a..#peluk taec..

    ongie,taec,sjm jjang ud bikin couple ini sadar akhirnya… ayoooo nisyaa.. jinhae balikannnnnn!!!

  4. daebak chingu….skrng chingu udh smngat lg y,aq snang bgt liat chingu kyk gni n aq brharap jinhae blikan lg n romantisan lg….buat mrka blik y chingu….hwaiting chingu

  5. o ya stu lg chingu jgn smpai hae n haejin bentrok dong,msak stu mau k taepei n stu lg k seoul ntr gk ktmu lg trus gmn mau blikan…..buat mrka blikan lg y chingu…jebal

  6. mian kbnyakn comment ni cm mau blng part slnjutnya cpt2 d post y udh gk sbr ni pngen tau klanjutannya….he3

  7. sumpaah unn~ ngakak bagian seulong-haejin chat ..
    ngga kebayang seulong nulis “*tabok*” kkk~
    haa~ ahirnya ceritanya udah mulai anti.klimaks ..
    tp itu duo ikan jangan bilang tar selisih jalan lagii??
    atw malah ktemu di incheon trus unyu-unyuan di incheon~ ! #plakk
    uwee~ pokonya ak seneng unn bang ikan ahirnya sadaar !!
    biarin aj tuu mas jyp.nya dongkol sendiri !!
    lahh unn kan unnie chihoon trus donge kan hyungnya kyu .. harusnya samasama megang prinsip PERATURAN ADA UNTUK DILANGGAR~ #jogetbonamana

    hwaiting unn~ lanjutannya hohoho .

  8. Ih lucu tuch panggilanx haejin ma taecyon,, balikan lgi deh biar ad yeonie, jinnie *ditabok donghae di lempar ke laut nyasar ke korea wkwkwkwk* tapi oennie tgnmu bdarah2 kea g2 bnran g skt?? oh i see udah d ksih jampi2 ma ki joko bodo sblm naik panggung y?? #beneran ditabok ni

  9. sumpah kasian banget haejin,,, sampe2 ninju kaca,,, napa gak sekalian ninju bantal aja… *ditabok nisya onnie*
    bakal balikan kan….kalo gak bisa berabe nich….kkkk
    HWAITING nisya onnie, jangan galau2 lagi ya….

  10. wiwwiwiwiwiwiw makin seru + penasaran aja nih ceritanya ckck, hahaha pada protes gara gara si haejin onnie gak punya hp, ckck knp bentrokan perginya si ckck semoga ketemunya di bandara incheon haha, hadeuh penasaran hehe

  11. Gatepat banget masa aku ngakak baca percakapannya haejin sama seulong itu #plakk~
    Iiih dunia entertainment emang bener bener yah, najong najong *elus* ternyata taecyeon.. dulunya mah ngiranya taecyeon aja yang jahat ninggalin haejin. Haduh saya juga babo ternyta -_- kasianan banget orang2 yg hidup di dunia itu yah.. duhh tolong ini pasti JYP deh kerjaannya. Pasti karena larangan pacaran buat haejin masih berlaku deh ini. Sialan banget. Kasiaaaaaaaaan~ #tabok
    Emang deh donghae oonnya keliatan banget klo lagi cemburu sama galau. Emang kondisinya susah sih. Dan itu apabanget keberangkatan haejin ke taipei dipercepat sedangkan donghae mau ke Seoul?! Mampus aja dehhhhhhh~

  12. omonaa…aku br tersadar alasan Taec ternyata,ahh deabak….trus ntar Haejin ketemu Hae g??atau mungkin malahan ketemu d Incheon??

Leave a reply to meylutfi Cancel reply