{91Liners} #4THEpisode ~Who’s Your Enemy?!~

   ”Haejin-ah, kami dengar dari Dongwoon, katanya kalau kau sendirian, kau tak punya kekuatan.” Kata Dujun. “Dan sekarang, kau sendirian…”

~4th Episode~

   ”Mwo?!” Haejin bertolak pinggang. ”Ya, Oppa~” tiba-tiba Haejin berlutut dan merengek dan menggosokkan kedua tangannya. ”Oppa~” dia mengedip-ngedipkan kedua matanya, pertama pada Junhyung, lalu Hyunseung, kemudian Yoseob, Dujun, dan Gikwang. ”Oppa~” katanya manja dan aegyo. ”Oppa, Oppa… ayolah, Oppadeul, masa kalian berenam melawan satu orang gadis?!”

   Mereka terkekeh dan saling pandang.

   ”Cih~ aku tidak dipanggil Oppa?!” tanya Dongwoon menunjuk dirinya.

   Haejin memberengut. ”Kau pengkhianat! Lagipula kau seumur denganku, untuk apa aku memanggilmu Oppa?!”

   ”Ya! Kau tidak akan memanggil Oppa kalau kau tidak butuh sesuatu!” balas Dongwoon.

   ”Oppa~” Haejin merengek kembali dengan nada manja yang kenes. ”Ayolah, Oppa, aku fansnya B2ST kok! Sumpah!” Haejin memohon. ”Ayolah, Junhyung Oppa~” rengeknya pada Junhyung.

   ”Aiiiih, kyeopta~” ringis Gikwang dan Yeosob tiba-tiba.

   ”Ya!” protes Dongwoon. ”Jangan jatuh perangkapnya‼! Haejin itu Gumiho!” dan seluruh member B2ST tertawa mendengar maknae mereka berkata seperti itu.

   Haejin melotot pada Dongwoon, lalu karena rencananya berhasil dia menoleh pada Gikwang dan Yeoseob. ”Oppa…” dikedipkannya kedua bulu matanya malu-malu. ”Oppa~” Haejin terus berusaha mengambil ksempatan.

   ”Begini saja…” akhirnya Hyunseung bicara sambil menatap rekan-rekannya. ”Rasanya tidak adil juga, kita berenam melawan satu yeoja sendirian.” Katanya lagi sambil menggaruk kepalanya.

   ”Ne, mau ditaruh dimana harkat dan martabat B2ST?” kata Dujun setuju.

   Dongwoon geleng-geleng cepat. ”Hyungdeul, kalian salah! Jangan percaya tipu muslihat Haejin! Dia ini gumiho! Kita harusnya tarik saja name tag-nya, dia hanya mengulur waktu sampai Minho kesini, Hyung!”

   ”Ya toh kalau Minho kesini kita masih berenam, tak apa lah,” kata Junhyung setuju.

   ”Ayolah, Oppadeul, masa kalian tega?!” rayu Haejin sambil terus menerus mengedipkan bulu mata lentik, dan mengerucutkan bibirnya supaya terlihat aegyo.

   ”Begini saja,” kata Hyunseung tiba-tiba. ”Kau bilang kau tadi kan penggemar kami B2ST, benar kan?”

   Haejin mengangguk-angguk semangat.

   ”Apa lagu kesukaanmu?” tes Hyunseung.

   ”Nan?!” Haejin menunjuk dirinya. ”Aku suka I Like You The Best,”

   ”Oh, jinjja?!” semua, kecuali Dongwoon, langsung penasaran dan tertarik, Haejin mengangguk.

    ”Begini saja, Oppa,” kata Haejin menarik napas dalam-dalam dengan tangan dimasukkan ke dalam saku jaket baseball-nya, mengirim sinyal kepada Minho secepat mungkin tanpa diketahui enam pria yang tengah mengelilinginya. ”Aku akan menari untuk kalian, bagaimana? Aku akan menghibur kalian, ini tengah malam, dan kalian pasti bosan? Tapi, jangan tarik name tag-ku, ya ya ya?”

   Hyunseung dan Dujun saling pandang.

   ”Apa saja buatmu lah,” Yeoseob menyerah dengan tipu muslihat Haejin.

   Dongwoon mendorongnya, ”Ya, Hyung! Mana bisa?! Dia menipu kita, Hyung, dia hanya mengulur waktu, agar nanti dia bisa kabur…”

   Haejin terus berusaha merayu Yeoseob yang nampaknya sudah jatuh dalam perangkapnya. ”Yeoseob Oppa, ayolah… Junhyung Oppa, Hyunseung Oppa, Dujun Oppa, Gikwang Oppa~”

   ”Keurae, keurae…” Dujun mengangguk akhirnya. ”Kalau kau mau menari untuk kami, kami tidak akan mencabut name tag-mu.”

   ”Jinjja?! Woah, Dujun Oppa jjang!” Haejin membentuk hati di atas kepalanya.

   ”Ya, Hyung! Jangan termakan bualannya!” protes Dongwoon frustasi. ”Akan lebih mengerikan jika dia sudah bertarung dan bergabung dengan Minho, sebisa mungkin kita harus eliminasi dia Hyung!”

   ”Sudahlah,” Gikwang mendorong Dongwoon ke belakang diiringi tawa member lainnya. ”Kapan lagi melihat Haejin menari untuk kita? Spesial untuk kita B2ST?!”

   ”Ya Hyung, geumanhae! Hilangkan dia dalam pikiranmu! Dia gumiho!”

   ”Gikwang Oppa jjang!” Haejin membentuk hati di atas kepalanya lagi, dan kini Gikwang menutup wajahnya malu. Haejin terkekeh di dalam hatinya, merasa semua rencananya berhasil.

   ”Oke, sekarang kau menari untuk kami…”

   Haejin mengangguk. ”Bukankah lebih baik kalau kalian semua duduk berbaris di hadapanku, agar kalian bisa melihatku dengan jelas?” saran Haejin agar keenam pria tersebut tidak mengelilinginya.

   ”Lalu nanti kau akan kabur begitu? Oh tidak bisa…” geleng Dongwoon.

   ”Aku tidak akan kabur, sumpah!” Haejin memohon. ”Aku tidak terlalu mahir berlari, jeongmal! Kalau aku kabur kalian akan langsung menangkapku dan kalian boleh mengambil name tag-ku, yakseok!”

   ”Baiklah, sekarang kita duduk disini saja…” Dujun, Junhyung, Hyunseung, Yeoseob, dan Gikwang yang sudah terjerat dengan senang hati duduk bersila di lantai menghadap ke arah Haejin, dan Dongwoon yang nampak ogah-ogahan.

   Kini Haejin berdiri di hadapan mereka berenam dan membungkuk. ”Annyeonghaseyo, Felidis electric leader Haejin-imnida. Beri tepuk tangan yang meriah…”

   Dan kelima pria di hadapannya bertepuk tangan riuh.

   ”Kali ini, untuk Oppadeulku yang baik hati dan tidak beast seperti nama grupnya,” lanjut Haejin lagi diiringi kekehan mereka. ”Aku akan mempersembahkan sebuah tarian, sexy danseu.”

   ”Woah!” keenam pasang mata langsung melebar karena antusias.

   ”Malam ini kan sangat dingin, jadi aku berharap dengan tarian yang kubawakan ini, kalian semua menjadi hangat seketika,” Haejin membungkuk super manis. ”Fuuh…” Haejin melepaskan jaketnya.

   ”Ya, ini dingin lho…” komentar Hyunseung.

   Haejin tersenyum menenangkan, dan menarik keluar kaus putihnya ke atas dan memperlihatkan perut ratanya, yang juga memamerkan pusarnya yang bertindik sebuah anting emas putih kecil.

   ”WOAH~” reaksi keenamnya begitu melihat Haejin melakukan hal tersebut.

   Haejin tersenyum sambil mengikat sisi bajunya di bawah dada kanannya dengan erat, agar baju tersebut tidak jatuh menutupi perutnya tersebut, lalu ditariknya naik salah satu celana jins-nya.

   ”Oppa, tolong pasangkan musik,” Haejin bicara pada asisten PD yang memegang alat pengeras suara, dan memberikan kode pada Manajernya dengan jari, soal lagu apa yang akan dimainkan.

   La la la la la, la la la la la… la la la la la la…

   ”One, two, three, four, five, six, boom it!” Haejin maju ke depan dan melakukan butt dance dari lagu Kara, Mister. Bentuk tubuhnya yang melengkung menyerupai huruf S, dan gerakannya yang lincah, disertai ekspresi wajahnya yang cemerlang membuat member B2ST, kini termasuk Dongwoon lupa daratan.

   Mereka bersorak-sorak seperti layaknya tengah dalam barak militer, dengan suara berat. ”SARANGHAEYO HAEJIN JJANG!” atau ”LEE HAEJIN! LEE HAEJIN!”

   Setelah satu reff selesai diiringi tepuk tangan meriah, bahkan sampai standing ovation, kini lagu berubah kembali, dan dengan ekspresi memohon yang penuh bujuk rayu, Haejin menggoyangkan jarinya.

   ”Oh, oh, oh… Dujun Oppa, saranghae… ah, ah, ah, ah… manhi manhi hae…”

   ”Gyaaa!” Dujun menutup wajahnya malu dan nampak berpuas diri, ditertawakan Junhyung yang duduk disebelahnya.

   ”Eone aldeon naega anyaBrand New Sound… Mwonga dareun oneulmaneun tteugeoun nan…Down Down ireojima hwaman na Oppa oppa idaeroneun NoNoNoNo…” Haejin menggoyangkan bahunya. ”Tell me boy boy, love it, it, it, it, it, it, it ah…” desahnya genit, dan keenam member B2ST pingsan seketika!

   ”HAEJIN!” dan tiba-tiba Minho sudah menerjang maju tiba-tiba mendorong Dongwoon, Yeoseob, dan Gikwang hingga terhempas ke depan dan menarik Haejin yang bersorak girang.

   Keduanya langsung berhadapan punggung dengan lengan saling terkait tidak akan membiarkan keenam member B2ST menarik name tag mereka. Kedua punggung mereka saling menempel.

   ”Kan! Apa kubilang! Harusnya dari tadi kita cabut name tag Haejin!” seru Dongwoon sambil meringis mengusap tangannya, Yeoseob dan Gikwang juga mengelus-elus lututnya, sementara trio tua Dujun, Hyunseung, dan Junhyung masih terkesima pada adegan yang nyaris seperti adegan film ini terjadi tepat di hadapan mereka.

   Minho mengikat lengan Haejin lebih kencang dengan lengannya. ”Aku sudah tahu apa misi kalian! Mencabut name tag kami dalam waktu yang telah ditentukan, benar kah?!”

   ”Oh, jeongmal?!” pekik Haejin dari belakang.

   ”Dan sekarang waktu kalian tinggal sedikit,”

   ”Othe?!” tanya Junhyung masih nampak kebingungan.

   ”Kita serang saja!” kata Dujun pasrah.

   ”Eomma!” jerit Haejin. ”Kalian mau menyerang wanita?! Ya ya ya! Ini pelecehan namanya!” Haejin nampak ketakutan melihat keenam pria yang tengah mengelilinginya dengan wajah ’lapar’.

   Minho bernapas berat di belakangnya. ”Jin-ah, aku tahu kau bisa! Aku percaya kau gadis kuat! Aku yakin kau bisa melawan, oke?!”

   Haejin menelan ludahnya.

   ”Pakai seluruh kekuatanmu, dan aku akan berusaha melindungimu, oke?! Waktu mereka hanya tinggal sepuluh menit, mungkin sudah berkurang~”

   Dan akhirnya keenam pria dari B2ST itu maju dan menerjang berusaha menjangkau name tag Minho dan Haejin. Haejin menjerit-jerit nyaring, sementara Minho semakin mengetatkan punggung mereka. Junhyung, Hyunseung, dan Dongwoon menyerang Minho, sementara Yeoseob, Dujun, dan Gikwang menyerang Haejin.

   Dengan kakinya, Haejin meloncat hingga menendang jatuh Yeoseob, yang tersungkur menabrak Dujun, lalu Haejin menoleh pada Gikwang. ”Oppa, naega fanieyeo, jangan tega padaku…” rayunya lagi.

   ”Mianhae, Haejin-ah,” Gikwang membungkuk susah payah, lalu mencengkram lengan Haejin yang terkunci oleh lengan Minho yang meronta-ronta, menendang ke segala arah melawan tiga orang yang tengah berusaha mencuri name tag-nya.

   Haejin mengetatkan lengannya. ”Oppa, jebal! Oppa!” teriaknya saat merasa sakit ketika tangannya semakin dicengkram. ”Oppa!” dan Haejin memajukan wajahnya untuk menggigit lengan Gikwang. Gikwang menjerit, dan Yeoseob serta Dujun kembali menyerang mereka.

   Alhasil kini mereka bergelimpangan di lantai saling tendang, cakar, gigit, dan menghempaskan satu sama lain.

   ”RACE OVER! MINHO, HAEJIN, WIN!”

   ”GYAAAAAAA!” Haejin menjerit dan langsung meloncat dalam pelukan Minho, Minho memutarnya tiga kali di udara, sementara keenam member B2ST menatap mereka dengan mulut ternganga.

   Haejin diturunkan kembali dan menurunkan kembali bajunya, dan memakai kembali jaketnya yang tadi memang sengaja ia ikatkan pada pinggangnya, agar B2ST tidak mudah meraihnya.

   Penampilan mereka berdelapan sama, kusut.

*           *           *

Kelima belas peserta Teenage Running Man hari ini, kini tengah berkumpul di taman Times Square setelah berhasil menyelesaikan race pertama tadi, dan mereka bersiap untuk game kedua.

   ”Yah… kalau begitu race pertama tadi dimenangkan oleh 91Liners, kecuali Dongwoon!” seru Minho bahagia. Jinwoon, Mir, Eli, Nicole, Haejin, Hyorin, Min, dan Nana bersorak-sorak riuh sementara Dongwoon menunduk pasrah.

   ”Bagaimana mungkin kau mengkhianati kami, Dongwoon-ah?” Eli geleng-geleng tak percaya.

   ”Pantas saja kita tidak curiga kalau kau menyentuh name tag kami dan meninggalkan noda tinta, karena kami kira kau teman kami, Dongwoon-ah!” omel Min berapi-api. ”Neo, jinjja!”

   Dongwoon ditertawakan juga oleh member B2ST lainnya.

   ”Jadi kau mengajakku ke lantai paling atas sengaja?!” omel Hyorin sekarang. ”Aish, jinjja!”

   ”Tapi dengan demikian tetap, pahlawan kita Minho dan Haejin!” Jinwoon menunjuk Minho dan Haejin, keduanya berseri-seri sambil bertepuk tangan.

   ”Tolong ya, Jinwoon-ah, bisa tidak kau tidak memasukkan nama Minho dan Haejin dalam satu paket?” tanya Eli sekarang, dan sekarang member B2ST terperangah melihat ini.

   ”Oh, jadi benar yang Dongwoon katakan, kalau Eli terobsesi pada Haejin-ssi?” tanya Dujun.

   ”Ne!” koor kompak member 91Liners.

   ”Tapi sebelumnya kita harus menyambut bintang tamu kita terlebih dahulu hari ini,” kata Nicole. ”B2ST ososaeyo!”

   B2ST bertepuk tangan dan membungkuk. ”Annyeonghaseyo, B2ST-imnida.”

   ”Ya, Dongwoon-ah, kau tidak termasuk!” sekarang Yeoseob mendorong Dongwoon jauh-jauh.

   ”Dan kau juga! Bukan disini tempatmu, kau pengkhianat!” tuding Mir mengerikan.

   Semua tertawa kembali.

   ”Baiklah,” Minho memandang cue card yang diajukan untuknya dari scriptwritter dibalik kamera. ”Kalau begitu kita akan segera memulai game yang kedua bersama B2ST. Apa game keduanya?”

   ”Game yang kedua adalah perang bantal.”

   ”MWO?!” kelima belas mulut peserta semua membulat mengatakan satu kata tersebut.

     ”Ne, game ini disebut perang bantal. Kalian akan dibagi dalam lima kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Dua laki-laki tersebut terdiri dari satu member 91Liners dan satu member B2ST.”

   ”Ah…” semua mengangguk mengerti.

   ”Cara bertandingnya adalah, dua kelompok saling berhadapan. Masing-masing kelompok menggendong yeoja dalam kelompoknya yang memegang bantal, dan kedua yeoja dari masing-masing kelompok akan saling memukul satu sama lain. Yang jatuh terlebih dahulu, dialah yang kalah.”

   ”Woah…”

   ”Jadi maksudnya dua pria akan menggendong satu wanita, dan wanita-wanita ini akan berperang dengan bantal?” tanya Yeoseob lebih jelas.

   ”Ne.”

   Semua mengangguk-angguk.

   ”Arenanya sudah disiapkan… disana arena penuh bantal bulu angsa, dan kasur udara, sehingga jika kalian terjatuh, kalian akan aman.”

   Lagi-lagi semuanya mengangguk.

   ”Lalu bagaimana pengaturan kelompoknya?” tanya Min.

   ”Karena B2ST disini sebagai tamu, mereka mendapatkan previlage untuk memilih pasangan mereka, akan tetapi… wanita yang dipilih tersebut, boleh menerima, dan boleh juga menolak.”

   ”Lalu nasib Dongwoon bagaimana?” tanya Jinwoon. ”Dia memilih duluan?”

   ”Animida, Dongwoon-ssi dihitung sebagai member 91liner.”

   ”Baiklah, kalau begitu, Haejin, Nicole, Nana, Min, dan Hyorin silakan berdiri berjajar disini, dan nanti satu persatu member B2ST akan menghampiri kalian.” Komando Minho membaca cue card-nya. ”Jika kalian menerima, maka ambil tangan mereka, jika kalian menolak, buang wajah kalian…”

   Dan semua tertawa.

   ”Agak terdengar kejam, ya…” gumam Mir.

   ”Baiklah kalau begitu, B2ST, silakan…”

   Dujun, Junhyung, Hyunseung, Yeoseob, dan Gikwang bergerak. Kelimanya mengitari gadis-gadis itu satu persatu.

   ”Hana, dul, set!” komando Minho lagi.

   Hyunseung berlutut di hadapan Nana, Yeoseob di hadapan Min, Junhyung di hadapan Nicole, sementara Dujun dan Gikwang berlutut di hadapan Haejin. Haejin menekap mulutnya lagi.

   ”Tak ada yang memilihku?” Hyorin menunjuk dirinya pasrah mau menangis.

   ”Kau masih punya aku,” Dongwoon menepuk-nepuk bahu Hyorin.

   Hyorin meliriknya ganas. ”Kau jahat!”

   ”Aniyo, aku jahat tapi aku setia!”

   Dan semua lagi-lagi tertawa.

   ”Aish! Sekarang setelah Minho, sainganku Dujun Hyung dan Gikwang Hyung?!” tanya Eli.

   Minho tertawa, begitu pula Haejin, Dujun dan Gikwang.

   ”Keundae, aku sudah bisa tebak kalau Gikwang Hyung akan memilih Haejin,” kata Dongwoon. ”Tapi aku sama sekali speechless melihat Dujun Hyung juga ternyata memilih Haejin.”

   ”Ah ye…” Dujun dalam posisi berlutut dan menawarkan tangannya berkata. ”Tariannya sukar dilupakan.” Akunya dengan wajah tersipu-sipu.

   ”Yeoseob Hyung, kenapa memilih Min?” tanya Mir.

   ”Eh… dulu kami pernah bertemu dalam acara Baekjeom Manjom Baekjom,” jelas Yeoseob kemudian. ”Jadi aku memilih yang familiar denganku.” Jelas Yeoseob sambil senyum-senyum.

   ”Lalu, Junhyung… hahahahaha…” Minho sudah terlanjur tertawa, apalagi Nicole yang sudah membalikkan tubuhnya memegangi perutnya. Sementara Junhyung mengangguk-angguk pasrah. ”Junhyung Hyung tentu saja tidak bisa melamar gadis lain, selain dari Kara, ya?”

    Dan barulah yang lain tertawa.

   ”Lalu Hyunseung Hyung, mengapa memilih Nana?” tanya Jinwoon sekarang.

   Hyunseung tersenyum sekilas. ”Begini, sebenarnya aku jujur ingin menjadikan Haejin partner-ku.”

   ”Haejin lagi!” Hyorin gemas.

   ”Hahaha…” Dongwoon menertawakannya.

   ”Ne,” Hyunseung mengangguk.

   Nana menggeleng-gelengkan kepalanya. ”Aku selalu jadi orang kedua setelah Haejin, kemarin Eli, sekarang Hyunseung Oppa.” Dan kali ini Nana ditertawakan oleh member lainnya.

   ”Tapi ada alasannya, tunggu dulu,” Hyunseung kembali menjelaskan.

   ”Oh, apa itu?”

   ”Aku dekat dengan salah seorang Sunbae, namja idol terkenal, diseluruh dunia… aku tidak akan menyebutkan namanya karena itu privasinya sebetulnya.” Kekeh Hyunseung. ”Hyung tersebut, sangat menyukai, bahkan mungkin sangat mencintai Haejin.”

   Haejin melongo.

   ”Nde?!” ulang Jinwoon kaget.

   ”Nugu?” Junhyung menoleh pada Hyunseung.

   ”Jadi, karena aku dan dia sangat dekat, dan aku tahu aku akan menghancurkan hatinya jika memilih Haejin, maka demi menghormatinya, aku memilih orang yang kusukai yang lainnya yaitu Nana.” Jelas Hyunseung lagi. ”Jadi kusarankan pada Dujun dan Gikwang agar mundur saja, karena Haejin pun tahu orang yang kumaksud ini.”

   Haejin membelalak dan berteriak. ”Ya, Oppa!” Haejin menekan telunjuknya pada bibrinya. ”Ssttt‼! Sudah, sudah, jangan dibahas?!”

   ”Saingan bertambah lagi?” tanya Eli, yang disambut gelak tawa puas dari Mir.

   ”Oke, oke… lalu Gikwang Hyung, alasannya memilih Haejin?” tanya Minho.

   ”Aku pernah membaca di beberapa artikel kalau Haejin mengidolakanku,” jelas Gikwang diiringi sorakan meledek dari member lainnya. ”Lalu pernah sempat ada gosip kalau aku dan Haejin jalan bersama di Jepang. Aku kira Haejin akan canggung, tapi ternyata dia biasa-biasa saja dan membuatku nyaman, jadi…”

   ”Jadi kesimpulannya benar atau tidak kalian jalan bersama di Jepang?” tanya Yeoseob.

   ”Aniyo!” geleng Gikwang dan Haejin.

   ”Kalau begitu sekarang kita mulai jawaban dari para gadis… ingat, jika kalian menerima maka ambil tangan mereka, tapi jika menolak, buang wajah kalian.” Komando Minho lagi. ”Hitungan ketiga… satu, dua, tiga…”

   Nana, Nicole, dan Min langsung menerima tangan-tangan yang terulur kepadanya, tinggal Haejin sendiri yang masih bingung menatap kedua tangan yang diulurkan kepadanya.

   ”Ayo, Jin-ah, hana… dul… set…”

   ”Mianhaeyo, Oppa…” Haejin membungkuk, lalu menerima tangan Gikwang dan membuang wajahnya dari Dujun.

   Lagi-lagi semua tertawa.

   Dujun buru-buru berlari ke hadapan Hyorin dan mengulurkan tangannya dengan senang hati.

   ”Kalau begitu seluruh bintang tamu telah mendapatkan pasangan mereka. Sekarang para wanita yang tingga memilih sendiri, member dari 91Liners untuk masuk ke dalam kelompok kalian.”

   ”Tidak ditentukan?!” protes Eli. ”Ya! Kalau begini ceritanya…”

   ”Jangan banyak berharap sudah, kau pasrah saja dengan Nana,” dorong Min. ”Aku mau dengan Mir!”

   Mir tertawa.

   ”Baiklah, dimulai dari Hyorin-ssi…”

   Akhirnya pasangan mereka kembali seperti di episode awal. Hyorin pada akhirnya tetap memilih Dongwoon, begitu pula Nicole yang memilih Jinwoon, Mir yang mengalah pada adik kembarnya Min, lalu Nana dengan Eli yang pasrah, dan Haejin dengan Minho.

   ”Sekarang kelompok sudah dibagi menjadi lima,” kata Jinwoon memandang sekeliling. ”Lalu bagaiamana pertandingannya?!”

   ”Pertandingan akan dibuat seperti kompetisi, Tim Haejin akan melawan Tim Min, lalu Tim Nana akan melawan Tim Nicole. Hasil dari Tim Nana melawan Tim Nicole akan bertemu dengan Tim Hyorin. Dan Siapa yang menang, akan bertemu dengan pemenang dari Tim Haejin melawan Tim Min.”

*Pillow War*

”Ja! Babak pertama antara Tim Haejin melawan Tim Min,” kata Jinwoon yang di daulat menjadi MC, kini mereka sudah berdiri di arena yang sangat besar, arena tersebut lunak, karena merupakan kolam udara besar dengan bantalan di sekelilingnya. ”Tim Haejin, dan Tim Min, silakan.”

   Haejin, Minho, dan Gikwang maju, begitu pula Mir, Min, dan Yeoseob.

   ”Kalau begitu silakan, ladies, kalian duduk diantara tangan para pria yang saling bergandengan.”

   Minho dan Gikwang saling berpegangan membuat pijakan untuk Haejin duduk, dan berjongkok, begitu juga Yeoseob dan Mir. Haejin dan Min kemudian sama-sama duduk diatas kedua tangan-tagan tersebut. Dan pria-pria tersebut mulai bangkit menggendong Haejin dan Min untuk saling berhadapan.

   Jinwoon kemudian memberikan mereka bantal berukuran besar, masing-masing satu, tentunya.

   ”Baiklah, hitungan ketiga, hana… dul… priiiit!”

   Haejin dan Min mulai saling menyerang, dan berusaha menahan keseimbangan, sementara Gikwang, Minho, Mir, dan Yeoseob kepayahan berusaha menjaga agar Haejin dan Min yang duduk dalam gendongan mereka tidak terjatuh, namun hal itu tentu saja sulit, karena keduanya harus saling bergerak dan menjatuhkan satu sama lain.

   ”GYAAAAA!”

   ”WAAAA!”

   Haejin dan Min saling berteriak ketika mereka mendapatkan hantaman bantal di kepala mereka.

   ”Ayo, Min-ah, kau bisa!” semangat Mir.

   ”Ayo, Min-ah! Maju!”

   ”Jin-ah, fokus, jangan takut, serang telak ketika dia tidak melihatmu, jangan takut, aku dan Gikwang Hyung memegangimu!”

   ”Ayo, Haejin, semangat!”

   Dan akhirnya hal itu tiba juga, Min terhuyung kehilangan keseimbangan dan Mir serta Yeoseob berusaha menahannya, dan Haejin mengayunkan bantalnya telak mengenai kepala Min, dan bukan hanya Min saja, Yeoseob serta Mir ikut oleng dan sama-sama terjatuh.

   ”GYAAAAA!” Haejin bersorak.

   Minho dan Gikwang juga bersorak lalu menurunkan Haejin dan memberinya pelukan grup, bersama-sama mereka bertiga berputar-putar merayakan jatuhnya Min dari gendongan Mir dan Yeoseob.

   ”Sekarang pertandingan kedua,” Dongwoon maju ke depan menggantikan Jinwoon. ”Antara Tim Nana melawan Tim Nicole!”

   Semua yang tidak bertanding bertepuk tangan menyemangati.

   Eli dan Hyunseung, juga Jinwoon dan Junhyung membungkuk saling mengaitkan tangan satu sama lain. Setelah yakin cukup kuat, barulah Nana dan Nicole naik, dan mereka berdiri. Permainan berlangsung cepat, Nicole sangat cekatan dalam menyerang Nana, tidak butuh waktu lama, Nana langsung tersungkur bersama Eli dan Hyunseung.

   Dan kini, tim Nicole langsung berhadapan dengan tim Hyorin, keduanya sama-sama atletis, tapi kemudian Nicole kalah langkah, dan Hyorin keluar sebagai pemenangnya. Dan final adalah pertandingan antara tim Haejin melawan tim Hyorin.

   Lagi, Minho dan Gikwang menunduk saling menautkan lengan mereka, dan kemudian Haejin duduk diantara mereka, begitu juga Hyorin yang bersiap diantara Dongwoon dan Dujun.

   ”Pertandingan, mulai!” komando Jinwoon lagi.

   Hyorin dan Haejin saling menyerang dengan bantal satu sama lain, Minho, Gikwang, Dongwoon, dan Dujun saling terhuyung-huyung namun keempatnya cukup lihai mempertahankan Haejin dan Hyorin dalam gendongan mereka. Tapi toh kemudian kesempatan dan keberanian Hyorin yang menang, di sapukannya bantal tersebut pada Haejin yang sibuk membenahi poni panjangnya, dan Haejin telak terlempar dari gendongan Minho dan Gikwang.

   ”HAEJIN!” teriak Minho dan Gikwang kaget. Tapi Nana, Nicole, dan Min sudah berlari terlebih dahulu menghampiri Haejin yang nampak super shock setelah terlempar cukup jauh tadi.

   ”Ani, ani gwenchana,” Haejin dibantu Minho berdiri, dan Hyorin yang berlari dan memeluknya berkali-kali memohon maaf. ”Gwenchana Hyorin-ah,” Haejin membelai-belai kepala Hyorin. ”Aku cuma kaget saja,” dan dia tertawa.

   ”Dan pemenang Pillow War hari ini adalah Hyorin, Dongwoon, dan Dujun!” seru Minho.

   Semua bertepuk tangan.

   ”Dan Hyorin, Dongwoon, dan Dujun Hyung akan mendapatkan hadiah, yaitu…” Minho membaca cue card. ”Boleh pulang terlebih dahulu dan tidak mendapatkan hukuman…”

   ”HUKUMAN?!”

   ”Ada hukuman sekarang?” tanya Nicole membelalak.

   ”Ne, hukumannya adalah masuk ke dalam kolam berisi air es selama sepuluh menit.” Jelas PD-nim kemudian.

   ”MWO?!”

   ”PD-Nim, ini masih musim dingin!” lengking Min.

   Hyorin, Dongwoon, dan Dujun bersorak-sorak sambil berpelukan heboh. Dan dua belas orang lainnya dengan wajah pasrah menatap kolam renang anak-anak yang terbuat dari plastik diisi udara, mulai diisi oleh air dingin dan bongkahan es batu.

   ”Baiklah, hitungan ketiga kalian bisa masuk semua… satu… dua… tiga…”

   Kedua belas orang yang kalah dengan terpaksa memasukkan perlahan kaki mereka ke dalam kolam.

   Dan reaksi mereka sama. ”GYAAAAAAAAA‼!”

-Keutt-