{JinHaeXy} When I Fall ~Part 18~ (PG-15)

”Bertemu Eommamu?!” tanyaku kaget.

   Dia mengangguk. ”Semua mendapat jatah libur, aku belum mengambil jatah liburku, karena kupikir rumahku jauh, kalau diambil sekarang, hanya bisa sebentar. Nanti agak lama liburnya baru kuambil, mungkin dalam sebulan kedepan. Dan Eomma serta Hyung mau bertemu denganmu.”

   ”Keurae?” tanyaku kaget.

   ”Keurom,” Donghae mengangguk sambil tersenyum. ”Aku bilang pada mereka, aku sudah punya pacar, dan kuberitahu pacarku siapa. Mereka ingin aku membawamu kesana… rumahmu di Mokpo, kan?”

   Aku mengangguk. ”Dulu iya, setelah Eomma meninggal rumahnya dihancurkan,” aku mengangkat bahu. ”Setelah itu, aku pulang ke keluargaku yang tinggal di Busan, bukan keluarga langsung sih.”

   ”Kau tak punya tempat tinggal lagi di Mokpo?” tanyanya kaget.

   ”Oh,” aku mengangguk.

   ”Jadi belum pernah ke Mokpo lagi?”

   ”Aku menghindari Mokpo,” akuku. ”Belum bisa melihat makam Eomma,” aku menatap lurus ke depan. ”Ketika Eomma di makamkan, aku hanya sekali ke Mokpo, setelah itu aku terus di Seoul.”

   ”Kalau begitu, kau tidak mau ikut ke Mokpo bersamaku?”

   Aku tersenyum kecil. ”Kurasa sudah waktunya aku kesana, sejujurnya aku mau melihat makam Eomma juga. Tidak baik bagiku untuk terus menerus lari dari berbagai macam hal.”

   ”Kau yakin?” dia mengelus-elus pelan rambutku. Menatapku penuh pengertian. ”Tak apa jika kau memang belum siap, Eomma dan Hyung akan mengerti. Mereka tahu soal ibumu kok.”

   ”Hee? Bagaimana bisa mereka tau?”

   Donghae tertawa. ”Kau kira mereka tidak punya televisi ya di rumah?  Atau kau lupa kau seorang yeoja idol?”

   ”Ah,” aku baru mengerti, mengangguk-angguk. ”Aku tidak menyangka aku akan seterkenal itu.”

   ”Kenapa kau bilang begitu?” dia terus membelai rambut. ”Felidis kan terkenal.”

   ”Ah, kotjimal,” aku malah tertawa. ”Felidis belum seterkenal itu, Hae,” memang kenyataannya demikian, kan? ”Aku bahkan sangsi orang luar neger mengenal Felidis, hehehehe.”

   Donghae tertawa lagi. ”Kau itu yang bagaimana. Semua orang Mokpo pasti mendukung siapa pun yang berjuang membawa nama Mokpo, ya mereka rata-rata mengenalmu.”

   ”Jeongmal?!”

   ”Ya mereka tau, kalau untuk kasus Eomma dan Hyung, mereka tau sejak aku bilang aku menyukaimu. Mereka mencari tau tentang Felidis, dan mereka bilang mereka ingin bertemu denganmu.”

   Aku kembali tertawa. ”Intinya Eomma dan Hyungmu tau aku kan karena kau.”

   ”Tapi memang orang Mokpo kenal kau!” dia tetap berkeras.

   ”Ara, ara, aku percaya.” Aku mengangguk-angguk. ”Kalau begitu kau bilang saja dari jauh-jauh hari kalau kau mau mengajakku ke Mokpo.”

   ”Oh, wae?”

   ”Hmm, sekarang aku sudah mendapatkan pekerjaan solo…” aku malu-malu menunduk sambil memainkan ujung bajuku. ”Entahlah, setelah preview Strong Heart kemarin, banyak hal baik menghampiri kami.”

   Mata Donghae berbinar-binar. ”Jeongmal?! Ah, daebak!” dia bertepuk tangan.

   ”Padahal mereka baru lihat preview Strong Heart saja,” kekehku. ”Entahlah bagaimana reaksi netizen begitu melihat lengkap acara itu. Dan aku penasaran bagaimana reaksimu.” Aku meliriknya penuh arti.

   Dia menggembungkan pipinya.

   Aku tertawa. ”Neoumu kyeopta,” aku mencubit kedua pipinya. Aku sudah gemas dari tadi.

   Wajahnya memerah. ”Maaf ya, aku marah tadi.”

   ”Aku bilang aku tidak marah,” aku memutar mataku, kenapa di saat seperti ini dia harus mengingatkan pada kejadian tadi. ”Sudahlah, tadi kan kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan itu lagi.”

   ”Ne, tapi aku tulus minta maaf.”

   ”Iya, iya… aku maafkan,” aku mengangguk.

   Donghae lalu menatap seisi apartemen lagi, aku tetap diam disebelahnya, posisi duduk kami sudah semakin dekat. Kemudian karena canggung di tengah keheningan ini, lalu Donghae tiba-tiba bertanya. ”Eh, Sayang, memang benar Wonder Girls mau comeback?”

   Aku mengangguk antusias. ”Oh! Mereka memang mau comeback, di perusahaan sudah banyak poster-posternya, aku belum menghubungi mereka lagi…” aku menggaruk kepalaku. ”Mungkin nanti kalau keluar Sunye Onnie dan YeEun Onnie akan bilang padaku.”

   Donghae mengangguk-angguk.

   ”SHINee kapan comeback?” tanyaku penasaran.

   Dia mengangkat alisnya. ”Wae?”  tanyanya agak tinggi.

   Aku tertawa, jangan bilang dia mau cemburu dengan Minho? ”Kenapa menanyakan SHINee?” matanya menyipit curiga.

    ”Kau lupa aku memang Shawol?”

   ”Sekarang kau sudah berubah menjadi ELF, terutama ELFISHY.” Katanya dengan penuh percaya diri.

   Aku melongo menatapnya, darimana dia punya kepercayaan setinggi ini?! Jika di kartun mungkin di dahiku sudah ada keringat sebesar biji-biji jagung. Dia terus senyum-senyum percaya diri sekali.

   ”ELFISHY itu apa sih?” tanyaku lagi.

   Dan matanya melebar dengan kaget, dia buru-buru memposisikan duduknya menghadap padaku. ”Neo!” dia menunjukku. ”Tidak tau apa itu ELFISHY?!” tanyanya benar-benar terkejut.

   ”Aku taunya ELF.” Aku mengangguk, lalu aku berpikir, panggilan Donghae kan Fishy, jangan-jangan, aku menatapnya sambil menepuk kedua tanganku. ”Bahta! Elfishy itu nama penggemarmu ya?”

   Dia benar-benar menatapku tidak percaya, dan terbata-bata. ”Jadi, maksudmu kau tidak tau… kalau fansku namanya… Elfishy?!”

   ”Ah…” aku jadi merasa bersalah. ”Mungkin aku pernah mendengarnya, entah dimana.”

   Matanya semakin membelalak. ”Kau tega!” sungutnya.

   ”Ya maaf,” ujarku merasa bersalah.

   ”Aku saja tau nama penggemarmu Electra!”

   ”Woah! Aku malah tidak tau nama penggemarku apa…”

   ”Kau ini~” dengan gemas dia mencubit kedua pipiku. ”Jadi apa yang kau tau dong?” tanyanya tak sabar.

   Aku menggaruk kepalaku. ”Bahwa kau mencintaiku.”

   Wajahnya berubah merah padam, dan aku tertawa terbahak-bahak melihat reaksinya. Ah, dia gampang digodain. Aku menikmati wajah tampannya yang malu-malu itu, dan semakin tertawa lagi. ”Wah, ternyata kau sangat cinta padaku ya, sampai merah begitu, ciku ciku  ciku…” aku mencolek-colek dagunya.

   ”Neo!” keluhnya.

   ”Wae? Sangkal, coba sangkal kata-kataku tadi!” aku memeletkan lidahku.

   ”Kau akan menyesal sudah menggodaku, Lee Haejin,” matanya mengancam, tapi wajahnya tetap tersenyum mengganggu. Aku tahu dia tidak akan melakukan tindakan kasar, aku menikmatinya, dia terganggu tidak bisa membalas ucapanku.

   Aku makin di atas angin.  ”Hahahaha, ternyata Lee Donghae memang sangaaaaaaaaat mencintai Lee Haejin. Ya! Apa yang kau lakukan?!” aku panik begitu Donghae dengan santainya membuka kancing kemejanya, dan mataku langsung liar, berusaha menatap ke segala arah kecuali ke tangan kekarnya.

   Dia benar-benar balas dendam, teganya.

   Dan Donghae terkekeh-kekeh setelah semua kancing di kemeja kotak-kotaknya tanggal dan dia melepaskan kemejanya, sehingga hanya kaus ketat putih tanpa lengan yang memamerkan lekuk tubuhnya. Dan kini dia menoleh, padaku yang membuang pandang.

   ”Wae? Lihat aku,”

   ”Makasih, gak usah.”

   ”Ah, kok begitu sih,” dia menggeser duduknya semakin dekat kepadaku, dari nada suaranya aku tahu bahwa dia hendak menggodaku. Demi Eomma yang ada di surga, aku ingin melihatnya lagi, tapi aku tau kendali diriku lemah kalau sudah melihat tubuhnya.

   Suara Donghae semakin terdengar di telingaku. ”Sayang,” panggilnya lembut.

   Bulu kudukku sudah berdiri semua, ingin rasanya menghindar, tapi kakiku tidak mau bergerak. Pertahanan terakhirku adalah tetap berjuang untuk tidak menoleh kepadanya, aku tetap berkeras menatap ke arah pintu apartemen.

   ”Sayang,” dia mencium pipiku, dan tangannya mulai merengkuh perutku. Aaaah Eomma, tolong aku~ aku mengatur napasku, memejamkan mataku. Lee Donghae, kau yang akan menyesal karena telah menyiksaku! Aku pastikan itu!

   Dia masih saja memelukku, dan menyusurkan bibir hangatnya di sekitar pipiku, naik ke dahi, ke rambutku, dan turun ke bahuku. Perlu diingat, aku memakai baju sabrina, yang pasti mengekspos bahuku! Salah aku berpakaian terbuka begini, bukan maksudku menggodanya, tapi udara panas! Aku benci berkeringat jika tidak menari, dan memang pakaianku model ini semua.

   Kalau begini, aku akan berubah jadi Catwoman, Lee Donghae, siap menerkam Ikan!

   Dia masih mencium bahuku, dan naik ke leherku, lalu ke pipiku lagi, aku menghela napas. Aku mau lebih kan jadinya, merutuki pikiranku yang sudah meliar kemana-mana ini! Pada akhirnya dia semakin menarikku mundur ke dalam pelukan posesif, aku bisa merasakan lengan kekarnya menyentuh tanganku, tanpa ada batasan. Pikiranku semakin gila, aku harus menahannya!

   Kalau aku menoleh itu berarti aku kalah, dong? Sementara dia dengan lembut, dan perlahan-lahan merobohkan benteng pertahananku, dengan sentuhan bibirnya! Ya ampun, Haejin, mau ditaruh dimana harga dirimu? Yeoja tidak boleh dibayar dengan bibir! Aku memperingatkan diriku sendiri.

   Tapi Donghae tidak kasar! Dia benar-benar melawan dengan kuat! Dia memancing agar aku menyerah sendiri, tanpa perlu tekanan darinya. Ah, apa yang harus kulakukan?! Pikirku panik.

   Mungkin dia juga tidak sabar, karena pelan dan pasti dengan tangannya, diputarnya kepalaku menghadapnya. Mata kami bertemu, dan semua hal yang tadi ada di kepalaku buyar begitu saja begitu melihat betapa indahnya bola mata berwarna cokelat yang tengah melaser seluruh bagian dari diriku.

   Dia tersenyum. ”Kau kalah.” Dan diciumnya bibirku, tak peduli aku kalah, atau aku menang. Yang jelas yang aku rasakan bibirnya membentuk lengkungan saat mengenai bibirku. Kini aku membalik tubuhku sempurna menghadapnya, dan aku mengalungkan kedua tanganku pada bahunya, dan dia mendekap pinggangku, sementara bibir kami masih bertautan.

   Dia memberiku kode, aku tahu, aku buka mulutku dan mempersilakan lidahnya masuk menggoda dan merayu lidahku. Ternyata pria bermulut manis, lidahnya memang manis, ataukah hanya lidahnya saja? Aduh pikir apa lagi aku ini? Aku membelai-belai rambutnya, atau mengacaknya, aku tidak tahu, mataku terpejam, aku hanya samar-samar merasakan rambutnya yang lembut, karena pikiranku masih fokus pada rasanya yang mengecap diriku.

   Aku tidak tahu berapa lama kami berciuman, yang jelas, meski kehabisan napas, kami hanya melepas sebentar untuk mengambil napas, dan kemudian kembali melanjutkan ciuman kami. Sampai akhirnya, aku merasakan bahwa dia akan mundur, dan aku ikut menarik diri.

   Apa yang kutemukan pada diriku?! Apa yang terjadi tadi? Pony tail­-ku yang kuikat tinggi sudah lepas, dan rambutku kusut masai, kulihat bajuku. Omo! Salah satu bahu sabrinaku yang memang sudah turun, kini dibawah sikuku. Aku melirik Donghae, dan kulihat keadaannya tidak jauh beda denganku, malah justru… lebih parah? Ya ampun, apa yang kulakukan tadi?

   Kausnya kusut, rambutnya kusut, dan… err, dia terlihat berantakan.

   Kan kubilang juga apa, aku akan jadi Catwoman tadi, dia sih cari gara-gara denganku, keluhku dalam hati. Aku beranjak dan mendekati cermin, lalu kembali menguncir rambutku tinggi lagi. Dan dia terlihat malu-malu melihat keadaan kami yang berantakan dalam kurun waktu yang, aku melirik jam dinding, dan menelan ludah.

   Tak usah diberitahu berapa lama deh, desahku.

   ”Keurom, apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanyaku bodoh.

   Dia terkekeh, mengambil kemejanya lagi dan memakainya, tapi tidak dikancingkan. ”Kau mau apa?”

   ”Kalau menganggur, aku tidur,” jawabku polos.

   ”Yah, kan ada aku, masa kau mau tidur,” dan Donghae kini menatap ke segala arah, seperti mencari-cari sesuatu sebagai bahan untuk kami lakukan. Aku ke dapur lagi dan mengambil minum, haus juga setelah berciuman panjang.

   ”Ah, kita main ini saja,”

   Aku menoleh dan melihatnya tengah menatap ponselku dengan girang. Apa yang mau dia mainkan dari ponsel butut semacam itu? Tapi dia terlihat begitu menikmati memainkan ponselku.

   ”Memang main apa? Di ponselku tidak ada apa-apa,” tanyaku penasaran.

   ”Banyak yang menarik selain game, Sayangku,” ujarnya.

   Aku mengerutkan kening. ”Misalnya?”

   ”Playlist lagumu, foto galerimu…”

   ”Yaaaa,” keluhku sambil duduk disampingnya.

   ”Kau boleh mainkan ponselku kok,” dan Donghae mengeluarkan ponsel hitam BlackBerry-nya itu.

   Aku memegang ponselnya sementara dia masih berkutat dengan ponselku. Aku bingung, bagaimana cara memakainya saja aku tidak tahu. Kupencet-pencet dengan asal, dan wallpaper-nya ternyata fotoku saat debut di Aegyo Chu~, tapi ponselnya masih terkunci. Aku tidak mengerti cara membukanya sementara dia sudah asyik dengan ponselku.

   Kupencet-pencet asal lagi, dan ada perintah untuk membuka kuncinya dengan menekan tombol mute. Kuputar-putar ponselnya mencari tombol mute, yang akhirnya kutemukan di atas ponsel tersebut. Kutekan, dan muncul kolom untuk memasukkan password agar ponsel bisa dipakai.

   Di password, aku menoleh padanya yang masih asyik dengan ponselku, aku mau bertanya apa passwordnya, tapi melihatnya serius sekali memandangi layar ponselku. Apa password-nya ya? Aku berpikir-pikir, semoga aku tidak terlalu percaya diri, tapi aku mulai mengetikkan namaku di keypad-nya, dan begitu kutekan tombol enter, kuncinya terbuka. Aku mau tertawa, dan hatiku berbunga-bunga. Donghae menuliskan namaku sebagai password ponselnya. Aku terkekeh kecil, tapi sedetik kemudian menghela napas lagi.

   Bagaimana memakainya? Menu yang mana? Galeri yang mana? Untuk mengetik pesan yang mana? Buka internet yang mana? Buka Twitter yang mana? Kepalaku pusing, BlackBerry banyak menunya, dan sedikit rumit. Aku menggeser trackball-nya, dan err… ini tanganku yang salah, atau memang trackball-nya sudah tersendat-sendat dan macet?

   Dan disebelahku Donghae masih asyik membuka entah apa.

   ”Ini bagaimana memakainya?” tanyaku menyodorkan ponselnya. ”Trackball-nya susah sekali.”

   Donghae terkekeh bersalah. ”Molla, dia rusak sendiri, padahal aku baru beli sekitar tiga bulan lah. Ponselmu umurnya berapa?”

   ”Sudah lebih dari satu tahun,” jawabku mengingat.

   ”Tidak berminat ganti baru?”

   ”Nanti saja,” sahutku lagi.

   ”Eh,” dia kaget karena ponselku berdering dan bergetar pada saat bersamaan. ”Ada telepon.” Dia mengulurkan ponselku. Sunye Onnie–ternyata yang menghubungiku. Aku langsung mengangkatnya setelah mengembalikan ponselnya juga.

    Dia kembali mengutak-atik ponselnya, sementara aku menjawab sapaan Sunye Onnie. ”Oh, Onnie… annyeong!” sapaku riang.

   ”Annyeong, apa kabarmu sayang?” sapa Sunye Onnie gembira.

   ”Aku baik, Onnie! Onnie apa kabar juga?”

   ”Berat badanku semakin turun, menjelang comeback kami semakin sibuk~ aigooo, aku lelah sekali, Jinnie…” curhatnya. ”Tapi tadi teaser sudah dikeluarkan sama Jinyoung Sajangnim, terus Kamis besok, kami comeback di MNET, kau datang ya?”

   ”Oke, Onnie~” sahutku riang.

   ”Oke, kutunggu ya di MNET, nanti pulangnya One Day ngajak adu minum, dari pihak perempuan, tentunya kau andalan kita, kan?!” ledek Sunye Onnie.

   ”Ah, Onnie~” aku malu.

   ”Tenang ada YeEun, oh iya benarkah kau dan Taecyeon sudah berbaikan?” suara Sunye Onnie merendah, aku melirik Donghae diam-diam, lalu menjawab. ”Eh… er… oh, ne, sudah Onnie.”

   Sunye Onnie terdengar terkejut. ”Oh jadi berita itu benar? Kukira hanya spoiler agar hubungan kalian terlihat baik, kau tahu sendiri Wonhee Sajangnim sangat mengerikan soal rumor… tapi kenyataan ya?”

   ”Iya, Onnie…” jawabku.

   ”Ah, kurasa kau sedang dalam keadaan tidak bisa menjelaskannya secara gamblang ya?” tebak Sunye Onnie pintar. ”Oke, oke… aku mengerti, nanti kalau bertemu saja kau ceritakan pada kami. Eh, Haejin-ah… ada lagi yang mau aku tanyakan, kata Seulong, kau dan Super Junior Donghae Sunbae…”

   Aku melirik Donghae lagi. ”Ne, yang itu juga benar, Onnie…”

   ”Oh…” suara Sunye Onnie kali ini terdengar terkejut, tapi nadanya seperti rendah dan sedikit… terganggu? Ada apa? ”Ah, keurae Jin-ah? Chukaeyo… kau harus bercerita juga padaku nanti di MNET, oke?”

   ”Oke!”

   ”Kalau begitu sampai ketemu, annyeong!”

   ”Annyeong.” Kutekan tombol merahnya, dan menatap batrei-nya lagi, sudah merah! ”Wah, ponsel labil!” gumamku.

   Donghae melirikku. ”Sunye Wonder Girls?”

   ”Oh,” aku mengangguk.

   ”Ah, kau dekat ya dengannya?”

   Aku mengangguk sambil tersenyum. ”Sunye Onnie dan YeEun Onnie adalah yang paling dekat denganku semasa trainee, walau YeEun Onnie cuma sebentar saja trainee-nya. Sunye Onnie tergolong lama, sejak ia SD, tapi mereka langsung cocok begitu kenal, dan mereka juga memperlakukanku dengan baik.”

   ”Ah…” Donghae menganggukan kepalanya.

   ”Memang kenapa?”

   ”Ani, aku kan penggemar Wonder Girls juga,” lanjut Donghae, ya tentu saja, Wonder Girls jjang! Mereka memang hebat, wajar saja namja idol suka pada mereka kan? Lalu Donghae menatap ponselku. ”Itu batreinya habis?”

   Aku mengangguk dan terkekeh. ”Batreinya sudah mulai bocor sepertinya, Hae… hahahaha, maklum ini ponselnya sudah agak lama.”

   ”Kenapa tidak ganti baru?”

   ”Tuan Lee Donghae yang tampan,” Haejin memutar matanya. ”Aku belum sekaya dirimu ya.”

   Donghae tergelak. ”Sudah kok, tapi kau saja yang lebih senang belanja sepatu dan baju, hayo mengaku?”

   Haejin ternganga. ”Otokhe? Bagaimana kau bisa tau?”

   ”Nah itu koleksi sepatumu.” Donghae mengedikkan kepalanya. ”Bukan sepatu sembarangan semua, Lee Haejin yang cantik.” Balasnya.

   ”Hehehe,” kekehku tidak enak. ”Namanya juga wanita,” aku memberikan alasan paling masuk akal.

   Pintu dorm terbuka, aku dan Donghae menoleh, dan melihat Kyorin yang melepaskan sepatunya, serta Chihoon yang menatap kami seperti kucing bertemu ikan asin! Amat sangat lapar dan bahagia.

   ”Ada lovey dovey disini!” celetuknya nakal, dan mengacungkan telunjuknya. ”Sudah berapa lama? Ayo, ayo, apa yang kalian lakukan disini dari tadi? Aku berharap uang soundtrack-ku cukup untuk membeli CCTV di dorm.”

   Donghae cuma tertawa menanggapi ’candaan’ Chihoon, padahal aku tau setan kecil itu sanggup melakukannya. Kyorin sudah mendongak menatap kami dan cuma tersenyum kecil, sambil menyapaku juga Donghae, lalu dia kembali ke kamar dan mengganti pakaiannya.

   ”Ayo ngaku!” sementara Chihoon masih betah mengganggu kami.

   ”Ngaku apa?!” tantangku.

   ”Tadi selama kami sekolah Onnie dan Oppa ngapain?”

   ”Mau tau saja!”

   ”Ada kami dan Super Junior saja kalian berani mesum di kamar, apalagi tidak ada kami? Ayolah, Onnie masih perawan atau tidak?!”

   ”YA TUHAN!” aku berdiri dan melepas sandal rumahku, untuk kupakai memukul pantatnya, dia terkekeh-kekeh dan kabur ke dalam kamarnya. ”Apa sih yang dia pikirkan?!” omelku.

   Donghae cuma tertawa saja.

*Kamis, MNET M Countdown! Wonder Girls Comeback Stage*

Hari Kamis, aku sudah mengabari Donghae bahwa aku akan menonton comeback stage Wonder Girls. Karena esok hari ada tes di sekolah, maka Kyorin dan Chihoon tidak dapat menonton, aku juga sih yang melarang. Apalagi setelah ini kami mau minum-minum, nanti Chihoon bandel dan ingin minum juga, gawat!

   Aku tiba disana ketika Wonder Girls sedang tampil, ternyata yang datang bukan cuma aku, tapi ada JoKwon, Jinwoon, Nichkhun Oppa, dan Taecyeon. Tidak semua 2PM dan 2AM datang hari ini. Kami menonton dari pinggir panggung dan mendengarkan lagunya yang berjudul 2 Different Tears. Konsepnya lucu sekali, aku sudah melihat MV-nya, dan heran kenapa JYP Sajangnim itu senang sekali eksis di MV-nya Wonder Girls.

   Ternyata hal itu pula yang dibahas oleh JoKwon pada Nichkhun Oppa. Mereka mengatakan bahwa itu akan menurunkan pasaran Wonder Girls, hahaha… aku bahkan tidak bisa berhenti tertawa mendengar komentar mereka. Setelah Wonder Girls turun, YeEun Onnie dan Sunye Onnie bersorak melihatku dan memelukku, lalu aku ganti memeluk Yoobin Onnie, kemudian Sohee dan Hyerim. Aku kenal Hyerim baru sebentar ketika dia mau didebutkan dengan girlband China, sayang sekali Sunmi mundur, jadi Hyerim juga harus mundur dari girlband Cina-nya itu, dan sering dibanding-bandingkan dengan Sunmi.

   Aku menemani YeEun Onnie dan Sunye Onnie ke kamar mandi, padahal aku tau maksud mereka apa, mereka mau mendengar ceritaku yang tak mungkin kuceritakan di depan member 2AM dan 2PM, terutama karena ada Taecyeon juga disitu. Kami tadi sudah saling sapa, masih sedikit canggung, tapi dia tidak ragu untuk memulai obrolan, dan aku tidak kaku untuk tertawa akan leluconnya. Kulihat Khun Oppa, Jokwon, dan Jinwoon sedikit awkward pada kami awalnya, tapi melihat kami bisa membawa diri kami dengan baik sekarang ini, mereka lega.

   ”Jadi, apa yang terjadi?” tanya Sunye Onnie setelah keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai lengkap, dan YeEun Onnie yang melepas tatanan rambutnya, dia sudah mengganti pakaiannya duluan. ”Khun Oppa, tadi sempat khawatir, dia bilang kalau Taecyeon mau ikut kesini, aku bilang tak masalah, karena kau sudah berbaikan dengannya kan?”

   YeEun Onnie menoleh. ”Oh, tadi kalian ngobrol.”

   ”Ah, ye…” aku menggaruk kepalaku. ”Majyeo, Onnie… kemarin minggu lalu saat menemani Donghae syuting Music Core, atau Inkigayo ya? Sepertinya Music Core, eh… atau Music Bank?” Penyakit lupaku kumat.

   Sunye Onnie dan YeEun Onnie memutar mata mereka.

   ”Ya sudah, tidak penting!” sahutku buru-buru. ”Pokoknya, tiba-tiba dia mengirimiku pesan. Dia mengajakku bertemu, dan disana dia minta maaf, dia menjelaskan alasannya selama ini tidak mengajakku bicara, atau istilahnya kami perang dingin… dan sekarang setelah aku punya pacar, dia merasa lebih terbuka untuk berteman denganku lagi.”

   Sunye Onnie dan YeEun Onnie mengangguk.

   ”Lalu kau tidak marah?” tanya YeEun Onnie penasaran. ”Kau tidak memukulnya atau bahkan… err… memintanya kembali?”

   Sunye Onnie mengangguk-angguk. ”Bukankah kau masih mencintainya?”

   Aku terkekeh, dan kemudian menggeleng. ”Aniyo, aku sudah benar-benar melupakannya dalam sekejap saja! Oke, kuakui waktu aku masuk rumah sakit, aku masih mencintainya, tapi itu berubah dalam sekejap.”

   ”Ah bahta!” YeEun Onnie menepuk tangannya, tapi kemudian melirik Sunye Onnie sedikit canggung. ”Katanya mereka berempat, kau dan Donghae Super Junior jadian, ya?”

   Sunye Onnie menatapku lekat-lekat.

   ”Oh,” aku mengangguk.

   ”Apa kau mau mengatakan kalau Donghae ini yang membuatmu tidak cinta lagi pada Taecyeon?” tanya YeEun Onnie penasaran, kini mereka berdua menatapku benar-benar penasaran.

   Aku mengedip.

   ”Jeongmal?!” pekik mereka.

   ”Ya, apakah perusahaan tau?” tanya Sunye Onnie panik.

   Aku menggeleng. ”Aniyo, waeyo, Onnie?”

   ”Aniyo, gwenchana,” jawabnya gugup. ”Tapi, bagaimana ceritanya kau dan Donghae bisa pacaran?”

   Aku berpikir, lalu mengingat sesuatu. ”Ah iya, Onniedeul ingat waktu aku menerima mawar?”

   ”Di rumah sakit?” tanya YeEun Onnie.

   Aku mengangguk.

   ”Ne.” keduanya mengangguk.

   ”Ternyata yang setiap malam datang, itu Donghae!” jawabku riang. ”Aku berhasil tau ketika kami latihan untuk MBC Star Dance Battle, lampu mati, dan saat aku mau jatuh, dia menangkapku, tak terasa kusentuh tangannya, dan dia kabur, tapi aku sempat menahan gelangnya.”

   YeEun Onnie dan Sunye Onnie mendengarkan dengan takjub.

   ”Setelah itu kami diundang dalam acara makan-makan Super Junior di dorm mereka, dan kami main truth or dare, disana Donghae bilang kalau dia sudah mencintaiku semenjak kami masih sama-sama di Mokpo.”

   Mata Sunye Onnie dan YeEun Onnie kian melebar.

   ”Dan ya beginilah,” aku mengangkat kedua tanganku.

   ”Jeongmalyeo?”

   ”Omona, ternyata ada juga kisah cinta yang betulan seperti drama,” decak YeEun Onnie kagum.

   Sunye Onnie mengangguk-angguk. ”Yang penting chukae!” dia memelukku, sedikit kaku, wajahnya ada sedikit kerutan cemas, begitu juga wajah YeEun Onnie yang setengah kagum, dan setengah cemas.

   ”Ada apa sih, Onniedeul?” tanyaku penasaran.

   YeEun Onnie dan Sunye Onnie saling pandang, tapi kemudian YeEun Onnie duluanlah yang menyahut. ”Aniyo, hanya saja kemarin kami dipanggil perusahaan, dan Sunye…” tapi Sunye Onnie keburu menyikutnya keras.

   ”Aniyo, gwenchana… kami diperingatkan saja soal berpacaran oleh Wonhee Sajangnim, makanya tadi aku bertanya apakah Sajangnim mengetahui hal ini…” dan dia melempar pandangan sengit pada YeEun Onnie yang meringis.

   Aku semakin merasa ada yang mereka sembunyikan, aku mulai cemas. ”Ada apa? Apakah Wonhee Sajangnim mengindikasikan bahwa dia sepertinya tau aku berpacaran?” tanyaku panik.

   ”Sejujurnya, memang Wonhee Sajangnim yakin diantara kita semua ada yang sedang pacaran, atau sedang dekat. Tapi kurasa dia tidak tau persis hubungan yang sebenarnya…” jelas YeEun Onnie.

   ”Dan kurasa dia punya dugaan kalau dia tau kau dan Donghae sedang ada hubungan saat ini!” Sunye Onnie menggaruk kepalanya gusar. ”Aish~ dia juga curiga pada yang lainnya.”

   ”Memang ada lagi yang pacaran?”

   YeEun Onnie mengangkat bahu. ”Kami juga tidak tau persis sih, Haejin-ah, yang jelas sekarang dia punya daftar ’tersangka’ yang sedang pacaran, meski belum bisa membuktikannya sama sekali, selain kau, Jinwoon, Taecyeon, Khun Oppa, dan Junsu Oppa juga sedang dicurigai.”

   ”Eh, jamkamanyeo, aku tidak tau Khun Oppa dan Junsu Oppa ada pacarnya!” potongku kaget.

   ”Kami juga yakin mereka tidak pacaran, hanya baru dekat saja!” sahut Sunye Onnie lagi. ”Tapi bahkan sejak dekat saja Wonhee Sajang sudah tau.”

   Aku bergumam. ”Ya kalau itu Wonhee Sajangnim pernah memanggilku, dia tau waktu itu aku dan Donghae sedang dekat. Hanya saja yang mungkin membingungkannya, aku juga dekat dengan Siwon, makanya dia tidak bisa memastikannya.”

   ”Sekarang kau harus hati-hati Jin-ah,”

   ”Ne, Onnie.”

   ”Hmm, Haejin-ah, ada yang mau kami sampaikan juga, kami dan Super Junior akan mengikuti syuting Come To Play.”

   Mataku melebar. ”Ah! Yoo Jaesuk dan Kim Wonhee?”

   ”Ne, majyeo!”

   ”Woah, aku harus memastikan aku menontonnya, Onniedeul…”

   Tapi, perasaanku tidak enak, mereka justru meringis dan menatapku tidak enak. Ada apa? Mengapa mereka menatapku seperti itu?

*Dorm Felidis, After MNET*

”Hoahm~”

   ”Sudah mengantuk?” tanya Donghae, kami sedang bertelepon ria, setelah hari ini aku tidak bertemu dengannya, karena harus menonton Wonder Girls, lalu kami makan-makan dan minum bersama. Ini sudah pukul tiga pagi, dan Tuan Ikan yang tampan itu bertanya apakah aku sudah mengantuk?

   Kita sudah berbincang-bincang sekitar dua jam, ketika aku baru pulang ke dorm, dan aku jujur kalau aku diajak jalan, tapi aku tidak jujur kalau ada Taecyeon tadi. Aku cuma jujur kalau aku minum, tapi tetap tidak mabuk.

   ”Sudah~” jujurku.

   ”Sudah mau tidur?”

   ”Ne, sudah~” erangku. ”Mianhae, Sayang…”

   ”Ne, gwenchana~ harusnya aku tidak membiarkanmu terkantuk-kantuk. Oh iya, besok aku syuting Come To Play bersama Wonder Girls. Jadi mungkin sepulang Music Bank akan langsung ke studio MBC, kau mau ikut?”

   Aku mengingat jadwalku. ”Aku juga ada meeting di perusahaan sepertinya, soal show yang akan dibawakan oleh Felidis. Aku bahkan tidak yakin bisa menonton Music Bank, mianhae.”

   ”Tak apa, yang penting tonton saja kami, oke Sayang?”

   ”Oke!”

   ”Lalu Minggu besok akan ada Dream Concert, jadi tidak syuting Inkigayo, kau mau ikut?”

   Aku berpikir. ”Semoga tidak ada jadwal sih, aku mau ikut saja.”

   ”Oke, kalau begitu jaljayo Sayangku, saranghae.”

   ”Ne, kau juga tidur jangan bermain lagi!” omelku. ”Nado saranghae.” Dan aku menutup flip ponselku, dan melihat batreinya sudah kembali merah, dan tiba-tiba mati. Huh, ponsel gila! Aku menyambungkannya dengan charger, lalu mengganti pakaianku, dan mencuci mukaku.

   Setelahnya aku sudah di alam mimpi.

   Esoknya, saat Super Junior dan Wonder Girls recording Come To Play, aku dan kedua adikku, Kyorin dan Chihoon, yang harus membolos sekolah lagi hari ini, rapat di gedung JYP Entertainment. Disana ada 2PM yang sedang latihan rutin, karena mereka masih promosi Mini Album mereka, Without U. Bahkan Kyorin dan Chihoon kaget melihatku sudah menyapa Taecyeon dengan ramah, tapi tak ada waktu untuk menjelaskan, kami buru-buru masuk ruang rapat.

   Ada beberapa staff MBC sepertinya, dan JiKwang Sajangnim, juga Junjin Oppa. Syukurlah tak ada Nenek Sihir itu, Wonhee Sajangnim, karena dia sedang ikut Wonder Girls syuting Come To Play. Aku memeriksa ponselku, Donghae mengabari bahwa dia syuting bersama Leeteuk Oppa, Shindong Oppa, dan Kyuhyun. Tapi disana Wonder Girls lengkap, lima-limanya.

   Ah, andai aku bisa nonton, tapi syukurlah tidak nonton, ada si Wonhee Sajangnim, bisa makin curiga dia kalau aku datang kesana.

   ”Jadi, bagaimana konsep yang Anda tawarkan?” tak lama JiKwang Sajangnim bertaya pada staff MBC tersebut. Aku buru-buru memasukkan ponselku lagi ke dalam saku celana jins-ku.

   Pria dari MBC itu berdeham, dan menyodorkan sebuah file. ”Ini konsep tertulisnya… secara garis besar, kami menawarkan untuk sementara delapan episode, selama dua bulan untuk MBC, dalam show bertajuk The Felidis Show. Setiap show, Felidis berhak menentukan sendiri siapa bintang tamunya, dan akan kami usahakan untuk mendatangkan bintang tamu tersebut, dengan syarat bintang tamunya harus sebuah idol group.”

   ”Idol Group?” mata Chihoon melebar.

   Produser itu mengangguk. ”Ne, benar sekali, Chihoon-yang, idol group… dan konsep acaranya, setelah melihat preview Strong Heart, kami secara khusus mendekati pihak SBS untuk melihat full performance Felidis di Strong Heart, dan kami langsung yakin bahwa acara ini akan menjadi hit! Apalagi setelah melihat Haejin-yang dan Gahee-yang covering dance Pussycat Dolls berdua, kemudian bersama Afterschool, kalian bersama-sama menari Bang.”

    JiKwang Sajangnim melempar senyum bangga pada kami bertiga. ”Lalu bagaimana konsep selanjutnya?”

   ”Ya kalian covering dance setiap idol group yang datang, kemudian akan terjadi talkshow bersama, dan mungkin ada games kecil, dan terakhir, kalian akan perform bersama-sama.” Tutup Produser itu hangat.

   Kami bertiga sangat senang dan excited.

   ”Sepertinya Felidis setuju sekali,” kata JiKwang Sajangnim. ”Bagaimana? Jaejin-ssi?”

   Jaejin Oppa menoleh pada kami, Kyorin cuma tersenyum, aku mengangguk, dan Chihoon mengangkat jempolnya dengan heboh. Jaejin Oppa mengangguk. ”Sepertinya memang mereka setuju, Sajangnim.”

   ”Baiklah. Tanpa basa-basi, bagaimana bayaran mereka?” tanya JiKwang Sajangnim lagi, sementara akuntan JYP Entertainment mulai membuka bukunya.

   Aku memasang telingaku tajam, bayaran bayaran bayaran, ponselku sudah bermasalah, hahahahaha!

   ”Pendapatan bersih untuk sementara yang kami tawarkan adalah 234.000 Won,” dan mata kami bertiga membelalak. ”Setiap member, dan belum termasuk sponsor, make up, dan sebagainya. Kalau rating tinggi, akan mendapatkan tambahan dua puluh lima persen.”

   Aku menahan diri agar tidak berteriak! Biasanya bayaran kami hanya 140.000 Won, dan sekarang naik! Aku mau nari hula-hula rasanya, bisa beli ponsel baru, baju baru, sepatu baru.

   ”Kami sedang mengajukan beberapa proposal sponsorship untuk label pakaian, sepatu, dan aksesori Felidis dalam acara tersebut, nanti mungkin mereka juga akan menghubungi Jaejin-ssi.”

   Jaejin Oppa mengangguk.

   ”Kalau begitu, JYP Entertainment dan Felidis sendiri sudah setuju, bagaimana kalau kontraknya kita keluarkan sekarang?” usul Produser tersebut, dan asistennya mengeluarkan map kulit emas, yang terlihat mahal. Kurasa produksi ini benar-benar tidak main-main, kami harus berusaha keras.

   Kontraknya dibuka, dan JiKwang Sajangnim menandatanganinya, begitu juga Jaejin Oppa, lalu aku, Kyorin, dan Chihoon. Tangan kami gemetaran menandatangani kontrak tersebut.

   ”Kapan mereka mulai recording?” tanya Jaejin Oppa sambil membuka PDA-nya dan mencatat.

   ”Kami menjadwalkan recording Felidis bisa dimulai kurang lebih, satu bulan dari sekarang, karena kami akan mulai mengerjakan set studio khusus The Felidis Show segera setelah draft set studionya kami buat, dan pihak Felidis menyetujuinya. Sebelumnya, Felidis mungkin akan melakukan photoshoot terlebih dahulu untuk acara ini. Nanti dari pihak kami, paling lambat malam ini akan menghubungi Jaejin-ssi untuk koordinasi.”

   ”Baiklah kalau begitu. Disini Felidis agak sedikit berbeda,” potong JiKwang Sajangnim. ”Kami memberikan kebebasan penuh kepada Haejin-yang, Kyorin-yang, dan Chihoon-yang untuk memutuskan segala sesuatunya bersama Jaejin-ssi, jadi kalau segala sesuatu yang berhubungan dengan show, Anda bisa langsung menghubungi Haejin-yang dan Jaejin-ssi.”

   Produser itu menatap kami terbelalak, dan mengangguk. ”Ah ye, kami baru melihat… ada grup yang dibebaskan oleh perusahaannya. JYP memang hebat,” pujinya. Hahahaha, aku tertawa miris dalam hati, dia tidak tahu saja ada kompensasinya.

-To Be Continued-

Alhamdulillah jujur ngerjain yang ini moodnya dapet, hehehe… soal kegalauan yang kemarin, alhamdulillah aku udah gak galau… makasih doanya walaupun masalahnya blm selesai. Doain abis ini Blurred Sign bisa di publish… komen dan like-nya ditunggu XoXo…

Dan rencananya di part ini mau dibikin Donghae nonton Strong Heart dan Haejin nonton Come To Play, tapi pas ngecek kalender tahun lalu, ternyata tanggalnya gak cocok, jadilah di part 19 baru ada cerita itu. Makasih yang mau nungguin… saranghae *kecup basah semuanya*

129 thoughts on “{JinHaeXy} When I Fall ~Part 18~ (PG-15)

  1. Aaaaah, kereeeen~!!! Tapi ada firasat part depan bakal ada unsur angst 😦
    soalnya dr gelagat sunye onnie udh keliatan. Aigoo~
    onnie semangat ya part 19 nya~ ^^

  2. woaaaah~ pokok.a harus nonton the felidis show, harus! Harus! Harus! #hebohsndri
    omomo~ itu jinhae bagi2 bonus ya… D ceritain secara gamblang nih ap yg biasa mrk lkukan kalo lg br2 #dtabok #sapu2otaksyaygngres

  3. nyium gelagat ga enak D: Otthe?

    Baru aja skinshipnya keluar, masa udah mau berantem lagi? DDD:

    Ditunggu lanjutannya x3

  4. daebakkk onnie
    seru critany.
    tp ntah knapa ak agak curiga y m sunye n yeeun ato cma perasaan ak aja.
    tp jels bget kog kalo ada yg dsembunyiin m mreka.
    apalagi sunye, ekspresiny aneh gtu kalo d omongin menyangkut donghae.
    ap mau ada skandal antara mreka ber2 ya onn???
    mkin pnasaran aja nih.
    apalgi sma acra bruny felidis.
    part ini nice dh onn, lanjuttt!!!

  5. huahhh onniee,, maaaaaff banget udah gabisa rajin komen TT benerbener inet dikos minta digigit, nunggu ke warnet dulu baru bisa komenkomen ._. #curhat

    aku sebenernya lupa udah komen ini apa belum ._.v kalo udah 2kali gapapadeh, kalo belum ya baguslah XD

    huahhh haejin hayulah ketemu camer XDD ehehe
    itu sunye nyembunyiin buat CTP itu yaa ._. kan ntar sunye pasangan sama donghae *.* gasabar nunggu reaksi haejin XD strong heartnya jugaaa, haha gimana ya ntar si donghae 😀

    onnie hwaiting! 😀

  6. ayeyy…felidis lg diatas bgt..chukhae^^

    —Sekarang kau sudah berubah menjadi ELF, terutama ELFISHY.” Katanya dengan penuh percaya diri.–
    om ikan narsisnya oper dosis..ahaha..lgsung ngakak gegulingan pas haejin onn kagak tau apa itu ELFISHY..good job haejin onn^^ *ditabok om ikan*

  7. O.o…diliat dr part ininih..jgn2 next part’a bakalan ada adegan nangis bombay plus banjir bandang..#ngayal.com

  8. keeeeeereeeeeeeennnnnn……..
    karena uda baca yang jinhaexy yang break up series, jadi aku tau ga mungkin Sunye suka ma Donghae (eh, bener ga sch?!) hhhhh *sok tau*
    waduh kapan nch part 19.a keluar??
    udah menggila soalnya.. hahahahaha *orang sinting ketawa sendiri*
    ditunggu yah kelanjutannya…

  9. Woah pas baca awalnya aku senyum2 sndiri wkwk tapii pas di tengah2 malah curiga sama sunye u,u
    aku tunggu kelanjutannya ya eon ^^

  10. Aku ngerasa ada sesuatu deh sama Sunye da Yeeun .. Apa cuman perasaanku aja ya?
    Asli penasaran sama part selanjutnya -_-
    Part 19 udah keluar belum yaa? (ketauan jarang mampir xD)Wkwk
    cari lagi duluuu~
    Kak Nisya hwaiting!

  11. Kkk eonni~ mian comment’y lnct” cz aq bcany jg loncat” hehe .__.v #plakk

    Waduh skinshipny ud mulai jalan lancar (?) kkkk

    Ad dkt typo kyy th onn,dr junjin brbh jd jaejin kkk tak apalah msi nyambung xixi

  12. haejin ga nhn bgt ya ngliat donghae oppa XD.. segtu blm blm shirtless, bs mimisan tuch XD.. plg ganteng wktu diSS3 nyanyi i wanna love you sm unyuk oppa, sumpah mrk itu ikan n monyet plg hot sejagat raya xixixi :-P..

  13. haejin ga nhn bgt ya ngliat donghae oppa XD.. segtu blm blm shirtless, bs mimisan tuch :-P.. plg ganteng wktu diSS3 nyanyi i wanna love you sm unyuk oppa, sumpah mrk itu ikan n monyet plg hot sejagat raya xixixi XD..

  14. haejin ga nhn bgt ya ngliat donghae oppa XD.. segtu blm shirtless, bs mimisan tuch :-P.. plg ganteng wktu diSS3 nyanyi i wanna love you sm unyuk oppa, sumpah mrk itu ikan n monyet plg hot sejagat raya xixixi XD..

  15. haejin mesuuummmmmm., tp donghae mesum jugaa.,,, aahhh.,, aku jatuh cinta dengan dua org ini.,, jangan berhenti menulis nya yaa nishaa.,, 😀
    duo ikan yangggg lemot tp menggemaskan hahaha
    hebatt.,, aku meeerasa ceritanya benran menggambarkan keadaan aslinya,.,seperti asli., ahhh
    #delusiiii

Leave a reply to choi_hyun.ae Cancel reply